Kenapa banyak orang bisa memutuskan menikah dengan mudahnya?
Setahuku dalam pernikahan ada lebih banyak masalah dibandingkan dengan hidup sendiri.
Apa karena mereka hanya melihat indahnya menikah dan belum melihatnya susahnya dalam pernikahan?
Jujur saja … aku melihat tak ada yang mudah dalam pernikahan. Baik itu menjadi istri maupun ibu, keduanya adalah peran yang berat, bukan peran yang mudah.
Dua peran itu bukan diperankan satu dua tahun saja.
Peran itu akan terus ada khususnya untuk peran sebagai ibu.
*
Reuni yang lebih tepat disebut pertemuan kecil berakhir. Setelah makan bersama, ngobrol bersama tentang hidup masing-masing dan terakhir sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan karena tidak tahu kapan akan bisa punya waktu untuk bertemu lagi, pertemuan kecil itu berakhir.
“Sampai ketemu lagi.”
“Ya, sampai ketemu lagi.”
“Aku harap saat kita ketemu lagi, kalian udah ngasih undangan nikah ke aku!” tambah Dewi.
Dua hari lagi Ajeng akan balik ke ibu kota untuk kembali bekerja. Lalu besok, Dewi akan balik ke kota tetangga karena ada pekerjaan yang menunggunya, sementara Dini seminggu lagi akan ke luar kota sibuk mengejar PNS nya. Dan Rari … sepuluh hari lagi harus balik ke kota S untuk menemani adiknya menjalani pengobatannya.
“Enggak pulang?” tanya Dini.
Tidak seperti Ajeng dan Dewi yang langsung pergi setelah berpisah satu sama lain, Rari tidak langsung pergi dan memilih untuk duduk di kursi di area parkir. Dan Dini yang melihat Rari tidak langsung pulang, ikut duduk bersama dengan Rari.
“Aku masih kekenyangan. Jadi duduk bentar di sini.”
“Aku temani ya?”
“Boleh.”
Baik Dini maupun Rari selama beberapa menit, keduanya hanya duduk bersama dalam diam. Wush!!! Keduanya duduk diam dan hanya membiarkan angin berembus yang jadi teman mereka.
“Adikmu gimana pengobatannya?” Setelah diam beberapa lama, Dini mulai bicara dan bertanya pada Rari.
“Dari luar kelihatan sehat. Tapi dia lebih kurusan. Penyakitnya masih dalam pengobatan. Setelah kemo selesai, nanti baru bisa dilihat perkembangannya lagi.”
“Kemonya gimana? Aku dengar ada efek samping untuk pengobatan itu.”
Rari mengangguk setuju dengan ucapan Dini. “Emang ada, tapi tiap orang beda-beda. Kebetulan adikku efeknya terjadi lima hari setelah pengobatan. Dia akan mual hebat cuma karena bau tertentu, badan lemas dan kadang kayak kerasa capek banget. Kadang-kadang kalo baunya nusuk banget, dia akan muntah-muntah dan enggak enak makan.”
“Kayaknya berat juga yah.”
“Lumayan.”