Selama mereka baik, aku akan memperlakukan mereka dengan baik. Itu adalah aturan tak tertulis untukku yang ibuku ajarkan padaku.
Tapi bagaimana jika mereka memperlakukan aku dengan buruk?
Ibu bilang aku tidak perlu membalas mereka. Yang perlu aku lakukan hanya menjauh dari mereka, sejauh mungkin agar aku tidak lagi merasa terusik dengan mereka.
Aku pernah bertanya kenapa bukan membalas, tapi malah menjauh?
Ibu menjawab alasannya ada dua: pertama, agar aku tidak meniru apa yang mereka lakukan dan yang kedua, aku yang tidak membalas akan mendapatkan pahala dari Allah.
Dan itulah yang sedang Arti-Ibu Rari lakukan. Menjauh dari sumber masalahnya, tanpa membalas perbuatan buruk yang diterimanya. Setelah bertahan selama dua puluh tahun demi ketiga anaknya dan bertahan hingga titik di mana dirinya sudah tak sanggup lagi, Novi-adik Rari masih menyalahkan dirinya dan menyebutnya sebagai orang yang egois ketika memutuskan untuk bercerai.
Kalo keadaan ini enggak ada, aku mungkin enggak akan pernah tahu adikku ternyata berpikiran sangat sempit.
“Jadi kamu bersyukur?” Suara dalam kepala Rari menanggapi ucapan batin Rari.
Bukan bersyukur juga. Rari buru-buru menepis ucapan pertanyaan dari suara dalam kepalanya.
“Kalo bukan bersyukur, apa namanya?”
Bukan bersyukur lebih ke arah, gimana yah bilangnya …. Lebih ke arah seperti ini: ternyata di balik masalah ada pelajaran yang bisa dipetik. Seperti itu.
“Bagus sekali kalo kamu bisa melihatnya dari sisi itu.”
Rari mengerutkan alisnya mendengar pujian dari suara dalam benaknya. Apanya yang bagus dari itu? Kayaknya biasa aja sih menurutku.
“Kamu ini!!! Apa yang kamu lakuin itu bagus lah? Kok bisa enggak bagus? Jarang-jarang ada orang yang bisa lihat sisi positif dari masalah. Kalo enggak bagus, apa namanya loh?”
Meski awalnya Novi menyalahkan Arti dan menyebutnya dengan sebutan egois, Novi tidak punya pilihan lain karena dua saudaranya: Rari dan Putra setuju dengan pilihan Arti.
“Ibu enggak akan maksa, kamu mau ikut Ayah enggak papa.” Sebelum bicara pada Saeful, Arti memberikan pilihan pada Novi mengingat umur Novi sudah hampir 17 tahun.
“A-aku ikut Ibu.”
Melihat pilihan Novi yang akhirnya memilih untuk ikut Arti bahkan setelah menyalahkan Arti, Rari kembali bertanya pada dirinya sendiri.
Kenapa gitu?
Kenapa adik milih ikut Ibu, padahal menyalahkan Ibu?
Kenapa adik milih ikut Ibu, padahal lebih sayang pada Ayah?