Kapan Nikah?

mahes.varaa
Chapter #13

PERPISAHAN YANG DITUNGGU-TUNGGU

Belajar mengamati banyak kehidupan, mengamati banyak orang dan perilaku mereka, mengamati banyak kisah orang, aku pernah bertanya pada Allah dalam kepalaku.

“Sebenarnya apa yang menungguku di masa depan?”

Dari banyak pengamatanku tentang kehidupan dan kisah banyak orang, aku menemukan pola yang sama: kehidupan seseorang yang penuh dengan ujian selalu mendapoatkan hadiah yang hebat bila menyelesaikannya.

Contohnya dari Nenek buyut kakekku-Muri.

Nenek buyutku itu adalah wanita paling cantik dengan anak paling banyak. Tapi hidupnya paling berat karena suaminya bukan orang yang bertanggung jawab dan sibuk menghamburkan uang di luar. Untuk membesarkan 13 anaknya. Nenek buyutku harus bekerja keras berjualan dan terbiasa untuk puasa untuk ibadah pada Allah.

Tapi usaha Nenek buyutku itu membuahkan hasil: 13 anak dari Nenek buyutku itu hidup dengan sukses dan semuanya jadi pegawai pemerintah yang di masa tuanya pasti akan mendapatkan pensiunan.

Dari suara yang terus bicara padaku di kepalaku, aku menemukan pola itu dalam kehidupan dan kisah banyak orang. Melihat dan menyadari hal itu, sekarang aku penasaran. Aku penasaran, apa yang menunggu di masa depan hingga setiap langkah dalam hidupku penuh dengan cerita?

 

Drrrt!

Siang ini, mendadak Putra menelepon Rari yang sedang kuliah. Karena sedang kuliah, Rari tidak bisa menerima panggilan itu. Tapi sebagai gantinya, Rari mengirim pesan pada Putra.

Rari: Kenapa? Apa ada masalah di rumah?

Hanya dalam waktu kurang dari satu menit, Rari mendapatkan balasan untuk pertanyaannya dari Putra.

Putra: Ayah pergi dari rumah.

Eh??  Rari benar-benar kaget ketika membaca pesan yang diterimanya dari Putra. Sembari kuliah, Rari buru-buru membalas pesan Putra itu.

Rari: Pergi, maksudnya? Pergi enggak balik lagi gitu?

 Sama seperti sebelumnya, hanya dalam waktu kurang dari semenit Putra langsung membalas pesan Rari.

Putra: He eh, Mbak! Pergi enggak balik lagi! Ayah sama Ibu, dipulangkan ke ibunya!

Ketika membaca pesan itu, ada perasaan campur aduk dalam hati Rari. Bersamaan dengan itu, ada banyak kilasan ingatan muncul di kepala Rari yang kebanyakan dari ingatan itu adalah ingatan akan bagaimana Arti-ibunya berusaha sekuat tenaga untuk membuat Saeful pergi.

“Kali ini Ibu sungguh-sungguh, Rari.”

“Maksud Ibu, apa?”

Lihat selengkapnya