Kapan Nikah?

mahes.varaa
Chapter #14

HIDUP TANPA AYAH PART 1

Dari pengamatanku, dalam film selalu ada pola yang mirip dengan kenyataan hidup: masalah datang dan jika bisa berhasil bertahan dan melewatinya, akan ada bantuan yang datang dan tokoh utama akan menemukan kebahagiaannya.

Pola dalam film itu tidak salah, pola itu diambil dari kenyataan hidup.

Hanya saja … dalam hidup yang sebenarnya, masalah tidak selesai dengan mudahnya, bahkan ada manusia yang lari dari masalah mereka dan membuat masalah yang lain.

Dalam hidup yang sebeneranya, tidak selalu akan datang penyelamat yang akan membantu kita. Hal itu terjadi karena Allah ingin mengukur seberapa kuat kita dan Allah ingin kita bergantung pada-Nya bukan pada manusia lain.

Dalam hidup yang sebenarnya, hanya karena kita bertahan dan berhasil menyelesaikan satu masalah bukan berarti kebahagiaan akan datang pada kita. Sering kali ketika masalah selesai, masalah yang lain akan datang dan kita akan dipaksa untuk bertahan dan menyelesaikannya lagi.

Dalam hidup, mendapatkan kebahagiaan tidak semudah dalam film yang mana dalam dua jam penanyangan film, tokoh utamanya akan menerima masalah, menyelesaikannya dan mendapatkan balasan untuk semua usahanya.

Dalam hidup yang sebenarnya, kebahagiaan yang kita terima mungkin hanya sebagian kecil dari panjang umur kita di dunia. Menurutku … hidup di dunia ini, yang kita terima adalah banyak masalah dan ujian dibandingkan dengan apa yang disebut dengan kebahagiaan.

Itulah yang aku amati dalam hidupku dan hidup banyak orang yang aku lihat.

 

Akhir tahun 2014 menjadi tahun di mana Rari bersama dengan dua adiknya: Novi dan Putra, mulai tinggal hanya dengan Arti-Ibunya. Rari mengira setelah kepergian Saeful-ayahnya, satu masalah berakhir dan hidup akan menjadi lebih baik.

Tapi pikiran Rari itu salah besar.

Hidup berat Rari yang lain dimulai. Setelah lulus kuliah, selagi mencari kerja dan wawancara ke sana kemari untuk mendapatkan pekerjaan, Rari membantu Arti-ibunya di rumah untuk berjualan kue.

Satu bulan berlalu.

Dua bulan berlalu.

Tiga bulan berlalu.

Dalam tiga bulan itu, Rari sudah menerima wawancara kerja beberapa kali tapi masih belum ada yang meloloskannya dan membuatnya diterima bekerja. Tapi Rari tidak menyerah dan tetap berusaha sebisa mungkin.

Aku kuat. Aku pasti bisa dapat kerja dan ringanin Ibu.

“Ya, kamu pasti bisa, Rari.” Suara dalam kepala Rari, menanggapi ucapan Rari dan juga ikut memberinya semangat.

Sayangnya pada bulan Februari tahun 2015, sesuatu yang Rari sama sekali tak pernah duga, datang padanya.

Seminggu itu, Rari merasa ada yang salah dengannya.

Lihat selengkapnya