Tibalah hari sabtu, hari di mana untuk pertama kalinya SMA Pengubah Bangsa sangat ramai padahal sedang libur, tentu saja semua anak datang untuk mengikuti ekstrakulikuler. Hari ini mereka dibebaskan untuk memakai baju apa pun, asal yang sopan. Saat ini Hayi mengenakan setelan overall yang panjangnya hanya sebatas atas lutut, lengkap dengan kaus kaki dan sepatu kets putihnya.
Gadis itu memegang kedua tali tasnya kemudian melangkah ke tempat anak-anak ekskul penyiaran sedang berkumpul. Ekskul penyiaran tak seramai ekskul-ekskul yang lain, bahkan yang berada di sana adalah anak yang sangat biasa-biasa saja, maksudnya tidak ada yang populer. Anak-anak populer menempati ekskul modeling, basket, futsal dan tata boga. Hanya ekskul penyiaran sepertinya yang tidak ada anak populernya, karena yang lain meski hanya satu pasti ada.
Tapi Hayi tak peduli itu, justru dia lebih suka berteman dengan orang-orang yang biasa saja. Dia lebih suka apa adanya, daripada harus bersikap seperti apa yang orang lain inginkan.
Hayi dan kawan-kawan diarahkan untuk ikut ke lantai empat tempat di mana ruang penyiaran berada, mereka hanya ada dua puluh orang sepertinya, jadi Galih tak terlalu kesulitan mengaturnya seperti yang lain. Mungkin anak-anak yang lain tak tertarik karena ekskul ini masih baru, padahal kalau mereka mengetahui kegiatannya, ekskul ini termasuk cukup seru.
Mereka semua para anak baru didudukkan di karpet bawah ruang penyiaran. Jadi ruangan ini ruangan yang biasa digunakan untuk rapat, nah jika berdiri maka akan nampak ruang sebelah yang hanya dibatasi kaca, ruang itu digunakan untuk siaran.
Hayi memindahkan tasnya ke depan untuk menutup pahanya yang mungkin saja akan menjadi lebih terbuka sebab dirinya duduk bersila.
"Baiklah, selamat datang di ekskul penyiaran, perkenalkan saya adalah Galih, formal aja apa gimana nih?" tanya Galih memastikan, takutnya kalau dia sok asik yang lain malah tak nyaman.
"Santai aja kak!" kata mereka yang ada di sana kompak.
"Oke, gue Galih, ketua ekskul penyiaran, jadi tugas gue di sini adalah membimbing kalian, setahun yang lalu sewatku masih pertama kali dibuka ekskul ini dipimpin seorang guru, namun setelah gue mengetahui beberapa hal guru tersebut meminta gue menggantikan beliau, nah nanti gue juga akan digantikan oleh salah satu dari kalian." Ada empat kakak kelas lagi sebenarnya yang berada di ruangan tersebut, memang ekskul penyiran sangat sedikit peminatnya sebelumnya, hingga yang bertahan hanya Galih dan keempat temannya.
"Alhamdulillah tahun ini lumayan banyak yang berminat, seperti yang kalian semua tahu kami di sini cuma berlima," lanjut Galih.
"Yang ini namanya Dendi, yang ini Carly dia yang suaranya bagus sering siaran bacain surat cinta dari temen-temen semua. Terus di sebelah Carly ada Vita dan di sebelah Vita ada Lilo, dia biasa jadi fotografer, kalau kalian ngikutin channel youtube SMA Pengubah Bangsa kalian pasti udah gak asing sama Vita." Vita melambaikan tangannya ke arah para adik kelasnya.
"Nah biasanya Vita jadi reporter juga presenter. Dan videografernya ya si Lilo ini, jago banget dia ngedit. Karena kami cuma berlima jadi sebisa mungkin yang lima ini saling bahu membahu. Bukan berarti karena kalian banyak kalian hanya akan fokus pada tugas masing-masing, kalian tetap harus saling membantu." Galih memperhatikan satu per satu wajah yang ada di ruangan tersebut, semua anak yang bergabung sepertinya rata-rata anak baik-baik.
"Langsung saja, jadi dalam kegiatan ini kita ada beberapa devisi yang pertama devisi website di mana akan ada beberapa orang yang akan ditugaskan untuk mengelola website milik sekolah, kemudian yang kedua devisi youtube channel, nah yang ini akan aktif mengelola channel youtube, membuat video-video dan mencari berita seputar sekolah ini. Yang ketiga adalah devisi sosial media, tentu saja yang akan di-posting di sosial media juga adalah hal-hal yang berkaitan dengan sekolah ini." Galih menjelaskan panjang lebar.
Dendi berinisiatif maju kemudian mengambil alih perhatian semua orang. "Untuk yang siaran langsung di sini." Cowok itu menunjuk ruangan yang ada di belakangnya. "Sebenarnya semuanya bisa, namun kalau masih ada yang suaranya bagus kita akan utamakan yang suaranya bagus. Tapi bukan berarti yang suaranya kurang bagus tidak bisa, tentu saja bisa, pokoknya kita akan ganti-gantian," jelas Dendi.
Semuanya tampak mengangguk-angguk paham.
"Nah kalian akan dibagi menjadi lima tim, masing-masing satu tim berisi empat orang." Kali ini Vita yang menjelaskan. "Di sini sudah ada nama-nama orang yang akan kalian wawancarai untuk pertama kali, mereka adalah anak-anak berprestasi SMA Pengubah Bangsa. Nah tugas kalian apa? Kalian harus membuat biografinya, itu tugas pertama dan tugas selanjutnya nanti akan kami beritahu jika tugas pertama sudah selesai," jelas Vita panjang lebar.
"Sekarang silakan hitung dari sana, satu sampai tujuh karena kita akan ada tujuh kelomok, kemudian begitu terus berulang. Yang mendapat nomor satu bergabung dan menjadi kelompok satu dan begitu seterusnya. Oke, mulai."
Anak-anak baru itu mulai menghitung dari yang poisinya di sudut kanan, Hayi mendapatkan nomor dua, dia tak mengenal teman satu kelompoknya ini, dia hanya pernah beberapa kali melihat wajah mereka karena memang satu sekolah. Hayi duduk bergabung dengan teman-temannya satu kelompok.