KAPTEN - SEBUAH CERITA PAHLAWAN NASIONAL

Herlan Herdiana
Chapter #15

15. Cerita

“Profesor! Aku masuk!“ Darwin, pada kamera CCTV di pintu masuk. Setelah membukanya dengan kartu akses, yang kali ini tidak Ia lupakan.

“UWAHH! Bikin kaget saja! Lain kali jangan terlalu dekat dengan kameranya, hanya ada mukamu di layar tadi!”

“Maaf! Maaf!” Lalu Darwin muncul dari pintu, “Di hari minggu ini, Anda masih sibuk bekerja Profesor!”

“Aku tidak punya kegiatan lain! Kamu sendiri untuk apa datang kesini? Anak muda harusnya pergi keluar menghabiskan waktu!”

“Orang yang Aku kenal disini cuma Satria, Lavender, dan Anda Pak! Mereka berdua sedang sibuk, dan Aku bosan main game, jadi Aku kesini saja!” Sambil berjalan-jalan di sekitar untuk melihat-lihat. “Oh! Apa ini rancangan untuk kostumku?” Setelah melihat layar utama, yang sedang dioperasikan Profesor.

“Iya, Aku sedang menyesuaikanya dengan gambar yang Kamu kirim!”

“Maaf karena Aku tidak menyetujui desain Anda sebelumnya Pak! Aku sudah membicarakanya dengan Satria, dan Dia memberi masukan untuk menyesuaikan pakaianya dengan gaya bertarungku nanti. Jadi Aku membuat ulang semua rancanganya.”

“Iya, Aku mengerti. Tapi bagaimana dengan senjata yang akan Kamu gunakan? Apa Kamu sudah memutuskanya?”

“Iya! Aku suka cara kerja bom explosive yang terakhir kupakai! Itu cocok dengan gaya bertarungku. Apa Aku bisa membawanya lebih banyak?”

“Maksimal 10, jika kita menyimpanya di sabuk!”

“Berarti kita butuh ransel untuk membawanya!”

“Memangnya berapa banyak yang Kamu butuhkan?”

“50!”

“Kamu suka meledakan sesuatu rupanya! Baiklah, Aku akan membuat tempat khusus untuk menyimpan alat-alat peledakmu. Tapi jangan berupa ransel, itu akan riskan jika Kamu terjatuh dan mendarat dengan punggung! Kita akan memasangnya di sabuk!”

“Apa itu tidak terlihat seperti seorang sales!”

“Tidak, kita hanya akan menyimpanya di samping!” Sambil mengoperasikan layar sentuh di depanya, “Seperti ini!”

“Aku menyukainya Pak Profesor!”

“Benda ini bisa menyimpan maksimal 30 peledak, satu di kiri dan satu lagi di kanan. Jadi totalnya 60! Kamu puas!”

“Sangat puas sekali!” Dengan wajah menyeringai,

Beberapa jam kemudian,

“Pak, ini sudah jam 5 sore. Apa makanan yang ada di nampan itu makan siang Anda?” Darwin, tidak sengaja melihat makanan yang ditutupi plastik di atas pojokan meja.

“AH! Aku benar-benar lupa! Tadi sebelum kesini Lavender mengirimnya. Bagaimana ini? Jangan sampai Dia tahu kalau Aku tidak makan siang!” Sedikit panik,

“Lebih baik Anda memakanya sekarang Pak, sebelum Lavender pulang dari Jakarta!”

“Kamu benar! Dimana tadi Aku menyimpan HP-ku?” Mulai mencari HP di setiap saku di pakaianya, dan ditemukan di saku jas lab. “AH! Aku menerima 16 pesan, dan 30 misscall darinya. Ini benar-benar gawat, Aku pasti akan habis dimarahi saat Dia pulang!”

“Apa segawat itu Pak?”

“Sebenarnya nggak juga sih! Aku hanya tidak tega melihatnya memarahiku sambil menangis.”

“Mungkin karena Anda satu-satunya orang yang Ia punya saat ini!” Darwin,

“Lavender yang cerita?”

“Bukan Pak! Maaf, Aku hanya menebak dari photo-photo yang ada di ruangan Bapak. Disana hanya Anda dan Lavender saja yang menua, sementara...........” Darwin menghentikanya, sebelum perkataanya masuk dalam isu yang sensitif.

“Tepatnya 15 tahun lalu, saat itu teknologi peringatan bencana monster belum secanggih sekarang. Juga, pahlawan-pahlawan masih bergerak dan beraksi tanpa didukung oleh Negara. Bahkan yang mereka lakukan cenderung dianggap ilegal, maka banyak dari mereka memakai topeng, untuk menyembunyikan identitasnya. Ah, tapi bukan itu yang ingin Aku ceritakan. Yang akan Aku ceritakan adalah dampaknya, karena para pahlawan dan Negara seperti berlomba untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat, maka yang dikorbankan adalah masyarakat itu sendiri. Aku masih mengingat kejadianya, saat itu Aku, Istriku, dan Lavender sedang mengendarai kendaraan untuk pergi ke taman safari, karena itu hari minggu. Lalu tiba-tiba makhluk itu datang, dan merusak jembatan di jalan tol yang sedang kami tuju. Mobil kami sedang melaju kencang, jadi Aku menabrakan mobil kami ke pagar, sebelum jatuh ke jembatan yang runtuh. Dan mobil-mobil di belakang kami juga melakukanya, ada yang berhasil, ada juga yang gagal dan jatuh. Tapi bagi mobil yang berhasil juga, itu bukan merupakan akhir. Karena waktu itu kita saling menumpuk dan menabrak, banyak mobil yang tidak bisa membuka pintunya, termasuk mobil kami. Aku mencoba membuka kaca mobil, tapi tidak menemukan alat apapun untuk membukanya. Beruntung, diluar ada pasangan muda yang membantu memecahkan kaca belakang mobil kami, disaat yang lainya melarikan diri. Kaca mobil pecah, Lavender yang saat itu duduk di kusi belakang bisa dikeluarkan. Saat itu, meski sangat ketakutan Ia tidak menangis,”

“Dia gadis yang hebat!” Darwin,

“Ya, tapi itu mungkin karena belum saatnya saja. Selanjutnya, Istriku mencoba keluar dan pergi ke kursi belakang. Tapi jembatan tempat mobil kami berdiri, mulai retak dan akan segera runtuh. Dan saat itu, Aku masih mengingatnya. Kata--kata terakhir darinya, Dia bilang ‘Pergilah! Tolong selamatkan anakku!’ saat itulah tangisan Lavender pecah, Dia sangat tahu itu adalah momen terakhir bersama dengan ibunya. Pasangan muda itu mengerti, lalu berlari di atap-atap mobil sambil membawa Lavender. Mobil kami jatuh, bersama dengan mobil yang lainya. Dan beberapa saat kemudian, Aku menjadi orang yang satu-satunya sadar, dan masih diberi nyawa."

“Apa monster yang menyerang di jembatan itu adalah seekor Orangutan?”

“Iya, Kamu tahu juga kejadianya?”

“Lalu apa yang terjadi dengan pasangan muda itu?”

.........

“Mereka tidak selamat. Dari cerita Lavender, saat mereka berlari di atap mobil, mobil-mobil itu mulai melaju karena jalan yang sudah miring. Dan karena retakanya semakin membesar, si Bapak yang menggendongnya, melempar Lavender ke sebrang retakan. Lalu, Lavender bisa selamat dan .................”

Suasana lalu berubah menjadi sangat hening,

“Mereka melakukan hal yang benar!” Darwin, dengan kadar air yang berlebihan dimatanya.

“Iya, meski tidak memakai kostum, mereka adalah pahlawan! Disaat yang lainya sibuk menyelamatkan diri mereka sendiri, pasangan muda itu tahu kalau kami tidak bisa keluar dari mobil, dan memecahkan kaca jendela kami! Saat itu, bahkan Aku tidak sempat mengucapkan terimakasih!”

“Semua orang bisa menjadi pahlawan!”

“Iya,”

“Lalu setelah itu, pemerintah mulai melegalkan segala kegiatan pahlawan super. Dan 5 tahun lalu, karena sebuah hal yang tidak diketahui penyebabnya. Para pahlawan itu menghilang! Lalu Pemerintah, juga Anda Pak Profesor, mulai melakukan riset untuk menciptakan pahlawan Nasional!” Darwin,

“Iya, Kamu benar?”

“Apa Anda tahu, penyebab para Pahlawan itu menghilang?”

“Tahu, tapi itu rahasia Negara!”

“Baiklah, tidak usah Anda ceritakan! Aku tidak pandai menyimpan rahasia!”

Lihat selengkapnya