Blurb
Ada aroma yang tak bisa dijelaskan—bukan manis, bukan pedas, tapi menghangatkan dada seperti rahasia yang terlalu lama disimpan.
Di sebuah dapur yang tak dikenali waktunya, seorang pria menulis resep yang tak pernah ia cicipi. Seorang perempuan menemukan mayat dengan rempah tersebar di dada, seolah sang korban sedang dibumbui untuk persembahan terakhir. Dan di layar kaca, seorang chef tersenyum, meski tangannya gemetar setiap kali mencium aroma kapulaga.
Semua mencium bau yang sama. Semua mencari rasa yang sama. Tapi tidak satu pun dari mereka tahu... rasa itu berasal dari siapa.
Atau kapan.
Yang mereka tahu:
Jika kapulaga kembali tumbuh di tanah berdarah,
sebuah hidangan akan disajikan,
dan dunia tidak akan sama lagi setelahnya.