Waktu: Jakarta, 6 Februari 2025, pukul 09.06 WIB
Nares duduk di ruang kerjanya yang sempit, dikelilingi tumpukan buku resep tua dan coretan-coretan tangan ibunya yang sudah menguning. Di luar jendela, suara kehidupan kota memantul di antara bangunan tinggi, tapi di dalam ruang itu, waktu seperti bergerak lambat.
Ia belum tidur sejak malam sebelumnya. Matanya merah. Tangannya bergetar. Dan di pangkuannya, terbuka sebuah buku resep kecil dengan sampul kain batik yang lusuh.
Buku itu milik ibunya. Dan anehnya, ia tak pernah ingat memilikinya sampai tadi pagi.
Ia menemukannya secara tak sengaja, ketika hendak mengambil kaleng sarden di dapur kecilnya. Ujung karpet tersangkut di ujung lantai parket, memperlihatkan celah rahasia. Di baliknya: papan lantai kayu yang bisa dicungkil. Di dalamnya: buku kecil itu.
Nares membolak-balik halamannya. Resep-resep ditulis dengan tinta kunyit. Ada bekas jari, noda minyak, bahkan sobekan kecil dari lembaran majalah tahun 1981 yang diselipkan sebagai penanda.
Halaman ke-11 membuatnya terdiam.
Resep: Gulai Jiwa
Bahan rahasia: kapulaga (hanya satu butir. Jangan lebih).
Catatan kecil tertulis di bawahnya: