KAPULAGA

glowedy
Chapter #9

PENJAGA RASA YANG TERLUPAKAN

Waktu: Blambangan, 17 Agustus 1930, pukul 03.12 WIB

Angin dini hari menyusup masuk dari celah dinding dapur batu. Kartika berdiri dalam diam, menatap api kecil yang masih menyala di tungku. Di sudut ruangan, Nares tertidur lelap, tubuhnya menyandar ke tiang kayu, wajahnya tenang namun berkeringat seperti seseorang yang baru melewati mimpi panjang.

Ayara 2.0 duduk tak jauh dari mereka. Ia masih terlihat kaku, matanya mengamati dinding dan jendela, mencoba menyerap tekstur dunia yang baginya terasa seperti mimpi yang terlalu nyata. Ia menyentuh lantai tanah dengan jari-jarinya yang terbiasa menyentuh permukaan logam. Hangat. Kasar. Nyata.

"Kau bisa bertahan lebih lama dari yang aku kira," kata Kartika perlahan, suaranya seperti bisikan api.

Ayara menoleh. "Aku tak tahu kenapa aku belum kembali. Biasanya setiap sesi lintas rasa berakhir dalam dua menit. Ini sudah lebih dari satu jam."

"Mungkin karena kau sudah mencicipi rasa yang belum selesai," jawab Kartika sambil duduk di sebelahnya.

"Rasa belum selesai?"

"Kapulaga menyimpan jejak. Tapi jejak itu hanya akan melekat pada jiwa yang kehilangan arah. Kau datang ke sini bukan karena sistem, Ayara. Kau datang karena sesuatu dalam dirimu belum utuh."

Ayara memejamkan mata. Ia melihat bayangan masa kecil yang tak ia miliki—perempuan tua di dapur, senyum samar, aroma yang mengendap. "Aku merasa seperti pernah hidup di sini. Tapi juga... tidak."

Lihat selengkapnya