KAPULAGA

glowedy
Chapter #11

JEJAK YANG MASIH HANGAT

Waktu: Jakarta, 27 April 2025, pukul 21.47 WIB

Restoran Almarwa masih ditutup sementara, digaris polisi kuning yang nyaris lusuh karena angin malam terus mengoyaknya. Lampu luar sudah padam, hanya satu titik cahaya menyala dari dalam: dapur. Di sanalah Ayara berdiri—mengenakan mantel panjang, sarung tangan lateks, dan senter ultraviolet di tangan.

Sudah dua minggu sejak kematian Dimas diumumkan sebagai overdosis zat sintetis eksperimental oleh pihak kepolisian. Namun bagi Ayara, ada yang tak beres. Dimas adalah sous chef teladan, dan zat yang ditemukan di tubuhnya tidak cocok dengan rekam medis atau perilaku sebelumnya. Lebih janggal lagi, aroma tak dikenal di TKP tidak pernah bisa didefinisikan laboratorium. Ayara yakin: ini bukan overdosis biasa—ini pembunuhan berbasis rasa.

Petunjuk samar dari botol kecil bertanda R.J. – 1930 yang ditemukan di dapur mendorong Ayara menyelidiki lebih dalam. Ia menemukan keterkaitan nama Dimas dengan seseorang yang jarang disebut: mantan mentornya, Chef Rasyid, yang kini memiliki restoran pribadi di kawasan Cikini. Informasi itu datang dari pesan suara terakhir Dimas ke kontak pribadi, yang tersimpan dalam file tersembunyi: “Kalau aku gagal, coba temui Rasyid. Dia tahu kenapa rasanya tidak pernah lengkap.”


Waktu: Jakarta, 28 April 2025, pukul 14.33 WIB – Restoran Langit Rempah, milik Chef Rasyid

Ayara mengetuk pintu belakang dapur. Rasyid membuka dengan mata curiga. Setelah menunjukkan identitas penyelidik sipil, Ayara masuk dan langsung duduk tanpa basa-basi.

“Aku ingin tahu apa hubunganmu dengan Dimas,” katanya.

“Dia muridku. Tapi setelah keluar dari restoran ini, dia seperti orang lain. Terobsesi. Terlalu banyak bertanya tentang rasa yang tidak bisa dia jelaskan.”

“Masakan terakhir yang ia makan, apa kau tahu?”

Lihat selengkapnya