Kara Angka & Albert Einstein

ursausang
Chapter #1

1.Hukum Newton

Kara tidak berhenti tersenyum sepanjang ia berjalan di koridor, efek peringkat lima pararel yang diperolehnya beberapa menit yang lalu ternyata sangat kuat. Mungkin besok ia akan mentraktir Manda dan Ayu untuk makan Bakso di kantin saat jam istirahat atau membelikan novel yang baru saja diterbitkan oleh penulis kesukaan Kara dan dua sahabatnya itu. Cara sang penulis menyajikan alur ceritanya membuat setiap pembaca merasa jatuh cinta sekaligus membuat Kara suka dan menggilai setiap novel yang ditulisnya.

Kara terus berjalan sambil melemparkan senyumnya kepada siapapun yang melewatinya, suara dari belakang yang memanggil nama nya membuat dirinya berbalik dan melihat siapa pemilik suara itu. “Hai Bay” Sapa Kara kepada Bayu yang kini berdiri didepannya dengan sekotak susu coklat yang berada pada gengaman tangan kanan nya.

Bayu adalah pacar Kara, anak Ips 4, bad boy dan tentunya menjadi golongan siswa yang tidak pernah absen untuk melanggar aturan sekolah. Bayu tersenyum sambil mengulurkan tangan kanannya yang terdapat susu coklat berbentuk persegi. “Selamat ya” Ucap Bayu diikuti senyum yang menghiasi wajah tampannya. Ah, bahkan matahari akan sembunyi melihat betapa manisnya Bayu tersenyum, itulah mengapa ia menjadi siswa nakal namun mempunyai banyak penggemar.

“Makasih Bay” Ucap Kara menerima susu coklat itu. Selanjutnya Kara kembali berjalan dengan Bayu disampingnya. Kara menolehkan kepala nya melontarkan pertanyaan, “Gimana sama nilai kamu?”

Bayu hanya tersenyum lalu menarik pipi Kara dengan gemas, “Gak jauh berbeda sama yang kemarin.” Kara mendengus, lagi-lagi jawaban itu yang Bayu berikan, ia menggeleng lalu ikut tersenyum. Bayu memang tidak pernah berubah, namun itu yang Kara suka darinya. Bayu tidak pernah berusaha unuk menjadi orang lain atau terlihat baik didepan orang lain, tidak seperti Kara yang selalu berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari Ayahnya. Huh! Kesal rasanya jika mengingat Ayahnya yang selalu memandang nilai sempurna sebagai patokan atas pendidikan Kara

Tapi Kara yakin hari ini pasti Ayah nya akan bangga karena ia telah belajar dengan keras untuk mendapatkan peringkat lima paralel ini, sudut bibirnya kembali terangkat, membayangkan bagaimana nanti Ayahnya akan memeluk dan berucap, “Ayah bangga sama kamu.” Bayangan Kara buyar kala Bayu menepuk pundaknya.

“Mau pulang sama aku?” Tanya Bayu yang membuat Kara menggeleng.

“Ayah udah nunggu didepan” Bayu hanya mengangguk lalu pergi setelah mengatakan salam perpisahan, bisa habis ia jika Ayah Kara melihatnya bergandengan dengan putrinya. Jangankan bergandengan, jalan beriringan saja bisa Bayu tebak Ayahnya akan marah.

Ayah Kara memang tidak suka dengan Bayu sejak pertama kali Bayu mengantarkkan Kara pulang bahkan sampai detik ini mungkin Ayah Kara tidak tahu bahwa putri nya telah berpacaran dengan kedutaan besar siswa bandel SMA Nusa. Sekilas Bayu lebih mirip preman daripada seorang murid SMA itulah mengapa Ayah Kara tidak pernah suka.

Kara adalah anak tunggal dari pernikahan Sigit dan Fara, namun pernikahan itu kandas sejak dua tahun yang lalu dan Kara harus tinggal bersama Ayah nya karena itu kemauan sekaligus perintah Sigit yang tidak bisa diganggu gugat. Kara sendiri hanya menurut tanpa membantah, kesedihannya dan betapa hancurnya dia kala itu cukup mewakilkan semuanya. Setidaknya ia tidak akan mendengar lagi suara perdebatan kedua orang tua nya walaupun Kara menutup kedua telinga nya menggunakan bantal.

Lihat selengkapnya