KARAMEL

Fataya Azzahra
Chapter #6

Studio

Aku hanya pergi 'tuk sementara

Bukan 'tuk meninggalkanmu selamanya

Aku pasti kan kembali pada dirimu

Tapi kau jangan nakal

Aku pasti kembali


Lantunan lagu yang dipopulerkan oleh Pasto dengan judul Aku Pasti Kembali tengah mengudara dalam headphone. Karamel berada di sebelah kananku. Dia tampak menikmati lagunya. Tak jarang pula dia melihat ke arahku sambil tersenyum, membuat aku ingin memeluknya erat.

Aku menarik napas untuk menenangkan perasaanku. Tak lama, kulihat aba-aba dari Dito di detik-detik penghabisan lagu.

"Halo, selamat malam semuanya! Gue mulai membuka siaran. Kembali lagi dengan Hot Tracks di sini. Gimana kabarnya, nih? Kira-kira ada yang kangen sama Fabian enggak di sini?" Aku tertawa, sedangkan cewek di sebelahku ini menyikut tanganku. Dia menatapku tajam. Aku pun mengacak-acak kepalanya, gemas.

"Lagu dari Pasto tadi apakah ada yang mewakili perasaan kalian? Kalo iya, ayo cerita-cerita dong sama gue di sini. Silakan mention ke @HotTracks dengan hastag #CurhatBarengHotTracks atau mau telpon langsung ke sini juga boleh ke 021-754xxx waktu sesi curhat nanti. Oke, gue tunggu!"

Kuputar lagu Kenangan Terindah dari Samsons, lalu kulepaskan headphone. Begitu juga dengan Karamel. Aku langsung beranjak untuk mengambil minum.

"Oh, jadi gitu, ya!" kata Karamel, "Pantesan cewek-cewek jatuh cinta sama lo."

Aku tertawa. Kuambil dua gelas air putih dan memberikan satu pada Karamel. "Nyantai aja sih, Mel, reaksinya. Namanya juga penyiar. Kenapa? Cemburu?"

"Ih, pede banget. Curiga aja. Jangan-jangan lo boong. Lo tuh sebenernya udah punya cewek."

Aku tersedak dan terbatuk. "Astaga! Kata siapa, Mel? Enggak percayaan amat, sih."

Karamel malah menertawakanku seakan tak bersalah. Tangannya terulur ke arahku, membantuku berdiri. "Ya lagian lonya terlalu baik."

"Hm?"

"Iya tahu. Ini pekerjaan lo. Tapi kok kayaknya gue cemburu, ya?"

Kan. Aku terdiam melihatnya. Aku hanya bisa tersenyum tipis menanggapinya.

Tak lama terdengar ketukan dari balik kaca. Aku langsung duduk kembali dan langsung memasang headphone dan mendekatkan microphone.

"Ya, Sobat Tracks. Balik lagi dengan gue, Fabian, cowok paling ganteng di sini pastinya." Aku tertawa renyah sambil mencuri pandang ke arah Karamel. "Gimana tadi lagunya? Udah cukup baper belum, nih? Kita akan bersenandung malam dengan lagu-lagu syahdu tentunya. Tapi sebelum itu, coba lihat dulu. Kayaknya yang kangen gue banyak nih di notif."

Aku klik tombol notifikasi di Twitter pada layar komputer. "Wah, banyak banget nih. Gue bacain, ya."


@anggur.ungu: Halo, Bang. Gue kangen, nih. Oya request lagu Kangen-nya DEWA 19 dong.


@ftyaaa16: Abang gueee. Udah punya cewek belum? Pacaran sama gue, yuk! Wkwkk request lagunya La Luna yang judulnya Selepas Kau Pergi. Thank you xx


Aku terkekeh membaca mention dari mereka. Itu dua dari belasan mention yang masuk. "Buat Anggur, makasih ya. Pasti lagu Kangen-nya buat gue deh." Tawaku pecah sampai-sampai Karamel menyikutku. Bagiku, pekerjaan ini adalah salah satu hiburan terlepas dari skripsi dan part-time di kafe. "Buat Tya, maaf nih. Gue enggak bisa jadi cowok lo. Kan gue abang lo. Iya, kan?"


Kuacak-acak rambut Karamel. Wajahnya sangat menggemaskan bila sedang merengut. Ah, aku tahu. Kurasa dia benar-benar cemburu.


"Oke, dua lagu gue puterin spesial buat kalian. Yang ingin request lagu, curhat, atau nyampein kangennya ke gue, silakan mention ke @HotTracks dengan hastag #CurhatBarengHotTracks atau mau telpon langsung ke sini juga boleh ke 021-754xxx waktu sesi curhat nanti. Okay, check it out!"

Selagi dua lagu mengudara, aku mengajak Karamel keluar studio. Kami pun duduk tak jauh dari pintu.

"Lo pulang aja, ya," kataku sambil mengelus lembut rambutnya. "Gue pesenin taksi. Lo kelihatan capek banget, Mel. Entar sakit."

Lihat selengkapnya