Canggung. Itulah kata yang menggambarkan suasana saat ini. Sebisa mungkin Karel sibuk dengan makanannya dalam diam tidak perduli dengan suasana yang tiba-tiba hening ini. Karel hanya ingin menenangkan perutnya yang terus berbunyi sedari tadi.
“Gimana hari ini disekolah?”
Sebuah pertanyaan klasik yang hampir selalu Karel dengar jika lelaki paruh baya dihadapannya ini berada di rumah, bahkan Karel tidak yakin dia benar manusia dingin yang tak bisa berbasa basi atau terpaksa bicara padanya atau jangan-jangan dia robot dengan kalimat yang sama tiap kali ia berbicara? Jujur saja, Karel malas.
“Kayak biasa,” jawabnya singkat.
“Kalau lagi bicara, lihat ke lawan bicara Karel,” tegur Genuar.
Karel mendongak. “Iya pa, maaf. Karel udah selesai makan, Karel duluan ya,” tanpa menunggu jawaban Karel langsung berlalu begitu saja menuju kamarnya. Melihat itu Genuar hanya diam saja entah apa yang ada dikepalanya sedangkan Yariska memilih untuk diam sambil menatap sayu ke arah anak semata wayangnya. Untuk kali ini, Yariska biarkan saja mengingat Karel yang bisa saja masih sakit akibat kejadian kurang menyenangkan disekolah.
Sesampainya dikamar, langsung menarik tasnya yang ia taruh asal dilantai sambil berjalan dan merebahkan diri dikasur. Karel merogoh benda pipih berwarna putih itu lalu mulai mengutak atik layar ponselnya.
Tiga Serangkai
~Dalisha
Karellllll lo udah sampe rumah? 15.31
~Resha
PPPPPPPP bales 15.31
Lo masih idup kan @Karel? 15.32
~Dalisha
Jari lo Res, yakin aja masih idup kepalanya aja batu apalagi orangnya 15.34
~Resha
Iya juga ya, tumben bener 15.35
~Dalisha
Gaya lo, bales semenit-semenit padahal cuma scroll-scroll sosmed doang 15.35
~Resha
Lah udah tahu sebelahan, ngapain lo bales. Penting reels gue 15.35
~Dalisha
Oh. 15.36
~Karel