KARELUNA

Jenitha
Chapter #8

Polaroid (1)


Karel berhasil masih menjadi trending topik disekolahnya sampai hari ini. Mulai dari kejadian bola basket mendarat ke jidatnya, Alaska yang memberinya obat dilapangan basket, Karel yang berhasil lolos menjadi peserta OSN tingkat provinsi, sampai kejadian gaduh yang Karel buat karena Gleo. Di parkiran tadi, Karel sudah menerima dua cercaan berbeda dari siswi lain yang pertama mengenai Alaska dan yang kedua Gleo. Karel tidak habis pikir apa bagusnya dua manusia itu, sampai-sampai punya fans club. Memang manusia aneh, pastinya suka sama manusia aneh juga. Begitu kira-kira pikir Karel.

“Nih punya lo, Kar,” Nalaya teman sekelas Karel itu berujar sambil menyerahkan selembar polaroid ke tangan Karel.

Alis Karel hampir tertaut. “Punya gue?” kemudian melihat polaroid yang berisikan fotonya. Harusnya difoto itu ada Dalisha dan Resha juga tapi fokus kamera itu dibuat hanya menyoroti Karel.

“Iya, kemarin ada temen gue yang nggak sengaja nemu di sekitar lapangan basket, namanya Agusto anak kelas XI IPA 3,” jelas Nalaya.

Karel manggut-manggut tanda mengerti. "Tapi kok gue nggak tahu apa-apa ya soal polaroid ini?" tanya Karel membuat Nalaya ikut bingung. “Ok, thanks ya Nal. Kalau gitu nanti gue tanyain ke Agusto.”

"Ok, sama-sama Kar."

Seusai jam pertama Karel langsung pergi meninggalkan tanda tanya pada Resha dan Dalisha. Karel pergi ke kelas Agusto teman Nalaya itu. Tapi, setibanya disana Karel sudah disuguhi dengan tatapan beragam yang sisanya menatap Karel tak suka. Karel bingung tentu saja, tapi untungnya Agusto menyadari kehadiran Karel sehingga tidak perlu susah-susah memanggilnya.

“Soal polaroid ya?” tanya Agusto tanpa basa-basi. Nampaknya Agusto juga menyadari atmosfir dikelasnya.

“Lo sempat lihat nggak siapa yang motret?”

“Nggak. Gue cuma nemu itu dilantai pinggiran lapangan basket. Karena gue familiar sama muka lo dan kebetulan lo juga sekelas sama Nala, jadi gue pikir ini punya lo terus gue titip ke Nala.”

Karel Nampak berpikir.

“Kata Nala lo juga nggak tahu siapa yang motret ya? Saran gue, coba aja lo ke anak jurnalistik. Biasanya mereka tuh yang suka motret-motret murid sini,” lanjut Agusto.

“Iya juga ya. Ya udah, kalau gitu thanks ya? Gue pergi dulu,” pamit Karel.

“Oke.”

Karel mengikuti saran yang dikatakan Agusto, namun hasil yang dia bayangkan tidak sebagus itu. Nihil. Murid-murid yang mengikuti club jurnalistik tidak ada yang tahu siapa pemilik polaroid itu. Karel sangat penasaran siapa yang tertarik memotret dirinya? Karel duduk dibangku taman sambil menatap polaroid di tangannya. Aneh sekali kalau anak-anak dari jurnalistik tidak ada yang tahu atau diantara mereka mungkin tidak mau mengaku ya? Kenapa? Karel jadi berpikir yang tidak-tidak. Takut kalau fotonya dipakai untuk hal yang buruk. Apakah dia berlebihan? Atau memang ada orang yang mengagumi dirinya diam-diam? Ah, memikirkannya saja membuat kepala Karel pusing. Entah kenapa akhir-akhir ini ada saja hal-hal yang membuat kepalanya sakit.

Ting Ting

Beberapa notifikasi baru saja menyeruak dari ponselnya dan Karel sudah bisa menebak si pengirim pesan. Karel kemudian mengklik beberapa kali layar ponselnya.


Lihat selengkapnya