Bel istirahat berdentang, Riko berjalan menuju kantin sekolah yang tampak ramai dari kejauhan. Kursi panjang berkayu urutan tiga, Riko duduki setelah memesan semangkuk bakso dan segelas es teh. Beberapa lama menunggu, pesanan Riko pun datang dan ia langsung memakannya.
Ketika empat suapan, Riko tiba-tiba saja didatangi oleh Sonya.
"Siang, Beb." ucap Sonya sambil memegang pundak Riko.
"Sonya? Tadi katanya enggak mau ke kantin. Kok malah ke sini?" tanya Riko heran.
"Laper. Gimana dong?" jawab Sonya dengan ekspresi manja.
"Iya udah. Pesan aja makanannya. Nanti perut kamu sakit loh kalo enggak makan." ucap Riko.
"Oke, Beb. Laksanakan." jawab Sonya sebelum tegak dari duduknya untuk menuju ke tempat abang nasi goreng.
Riko pun kembali melanjutkan kegiatan makannya dengan menggigit bakso besar berisi telur puyuh.
Setelah makanan Riko habis dan Sonya tengah memakan nasi gorengnya, Riko pun tiba-tiba menghadap ke arah Sonya dan menatap dengan serius. Raut wajah Sonya seketika berubah heran membalas tatapan pacarnya itu.
"Sonya, lo kenal Luna enggak?" tanya Riko.
"Enggak. Memang dia siapa?" jawab Sonya.
"Dia adik kelas kita. Dia anak kelas XI MIPA 2." ucap Riko.
"Terus kenapa lo nanyain dia ke gue? Mana gue kenal lah dia." ucap Sonya kesal.
"Cuma ngasih tau aja kalo dia itu siswi baru di sekolah ini, Beb." jawab Riko.
"Lo kenapa tiba-tiba bahas cewek itu? Lo suka sama dia ya?" tanya Sonya.
"Iya enggak lah, Beb. Mana mungkin aku suka sama adik kelas." jawab Riko.
"Kirain kamu, Beb bakalan selingkuh dari aku." tanya Sonya.
"Enggak dong, Beb. Aku itu setia sama kamu kok." jawab Riko sembari menggenggam kedua tangan Sonya.
"Beneran ya, Beb. Awas aja kalo kamu ketahuan suka sama cewek lain. Apalagi kalo kamu selingkuh dari aku. Aku bakalan marah banget sama kamu, Beb." ucap Sonya.