"Apa syaratnya, Kak Riko?" tanya Luna setelah keluar dari toilet.
"Udah enggak sabaran banget ya mau tau jawabannya?" jawab Riko dengan jahil lagi.
"Iya nih." ucap Luna.
Riko pun tertawa kecil, " Oke. Gue kasih tau syaratnya. Jadi, syaratnya adalah lo harus kasih tau gue. Siapa cowok yang lagi lo suka." jawab Riko.
"Itu aja syaratnya?" tanya Luna.
"Iya. Itu aja. Cuma satu tapi susah buat jawabinnya ya, kan?" jawab Riko.
"Enggak terlalu susah kok. Sekarang kakak dulu jawab pertanyaan gue tadi. Habis itu gue bakal jawab syarat kakak." ucap Luna.
"Oke. Gue enggak suka lagi sama Risa. Gue sekarang udah pacaran sama Sonya. Itu artinya, perasaan suka gue udah ada di Sonya. Sekarang, lo gimana jawabannya?" jawab Riko.
"Gue lagi suka sama Kak Riko." ucap Luna.
"Berani lo ya suka sama gue? Kan udah gue bilang, gue ini sekarang udah pacaran sama Sonya." jawab Riko.
"Kakak kan tadi nanya. Iya gue jawab lah. Itu jawabannya. Kok malah kayak enggak suka gitu, sih?" ucap Luna.
"Iya gue kira, lo bercanda ngasih jawabannya. Ternyata serius toh. Tapi, tetap aja lo enggak bisa suka sama gue, Lun. Karena bukan cuma gue aja yang harus jaga hati Sonya. Tapi lo juga harus jaga hati Sonya dengan pura-pura enggak suka gue." jawab Riko dengan polos.
"Kakak pikir gue masih suka sama kakak? Enggak lagi, Kak. Jangan kepedeean deh." ucap Luna bohong.
"Untuk saat ini bagus deh lo enggak suka lagi sama gue. Gue hargai kalo lo pernah suka sama gue sebelumnya." jawab Riko.
"Kak Riko ini bener-bener kepolosan atau bego sih?" tanya Luna yang tidak habis pikir.
"Maksud lo?" jawab Riko.
"Ah. Udah lah. Lupain aja. Gue mau pulang aja deh." ucap Luna sebelum mengambil tasnya di atas sofa.
"Jangan pulang dulu, Lun. Buru-buru amat. Masih sore loh Lun. Enggak bakalan dicariin. Kayak lo pulang tengah malam aja." jawab Riko.
"Gue baru pulang subuh pun juga enggak bakal dicariin kok." ucap Luna kesal sebelum meninggalkan Riko.
Riko terdiam dan terkejut setelah Luna menunjukkan raut wajah marah dengan berbicara dalam nada keras kepadanya. Akibatnya, Riko menjadi merasa tidak enak hati kepada Luna. Dia merasa sudah menyinggung perasaan Luna.
Beberapa hari setelahnya, sekolah-sekolah negeri telah memasuki masa libur sekolah. Luna libur selama satu bulan dan Luna pun menghabiskan masa libur sekolahnya di satu minggu pertama dengan membaca novel, menonton drama Korea, menonton film favorit, memasak, berkunjung ke toko buku, dan menghias kamar.
Di minggu kedua hari jumat, Luna memutuskan untuk menjenguk Riko lagi. Pagi-pagi hari, Luna sudah menginjakkan kakinya di dapur untuk membuat makanan yang sehat dan lezat untuk Riko.
Tahap pertama, Luna membuat minuman susu cokelat dan memotong buah pir. Tahap kedua, Luna memasak nasi goreng pedas manis dengan menggunakan minyak sehat. Terakhir, Luna meletakkan beberapa potongan timun dan daun selada segar di atas nasi goreng.
Setibanya Luna di Rumah Sakit, Luna berpapasan dengan seorang laki-laki yang tidak asing di ingatannya. Seketika Luna merasakan kembali sebuah perasaan yang sama, perasaan yang pernah ia rasakan sebelumnya. Mata Luna membeku, tubuhnya kaku, dan mulutnya terdiam.
Langkah kaki Luna pun ikut terhenti sehingga membuatnya mematung dengan sendirinya. Kepala Luna tampak menggeleng kecil setelah berpikir keras hingga ia pun menyerah.
Sementara, laki-laki misterius itu pun dalam waktu yang sama terus berjalan melewati Luna dengan pandangan lurus ke depan.
Luna yang tidak dilihatnya sedikit pun dengan spontan membalikkan badan dan melihat laki-laki itu berjalan hingga tidak tertampak lagi dari kejauhan. Setelah itu, Luna pun melanjutkan langkahnya kembali menuju kamar Riko.