Keesokan hari, Luna pergi menuju supermarket menggunakan baju hoddie-nya untuk membeli mi ramen instan, keju mozzarella, rumput laut, dan minuman kaleng rasa leci. Saat membayar di kasir, ternyata yang menjadi petugas kasir saat itu adalah Riki. Luna tidak menyangka Riki bekerja di supermarket itu dan bertemu dengannya di sana.
"Riki, lo kerja di sini?" tanya Luna.
"Iya, gue kerja di sini sebagai pekerja paruh waktu." jawab Riki sambil men-scan barang belanjaan Luna.
"Oh, oke. Jadi berapa total semuanya?" tanya Luna sambil membuka dompetnya.
"Total semua jadi Rp. 56.000, Mbak Luna" jawab Riki dengan ekspresi jahil.
Luna pun yang mendengarnya langsung tertawa kecil kemudian memberi uang bayaran belanjaannya itu kepada Riki, "Makasih ya, Mas Riki." jawab Luna, membalas kejahilan Riki.
"Sama-sama, Mbak Luna." ucap Riki kembali.
Setelah itu, Luna keluar dari supermarket itu dengan dua kantong plastik ukuran sedang membawa barang belanjaannya dengan berjalan kaki menuju rumahnya. Luna menelusuri jalan lorong yang sepi kemudian menulusuri taman hijau lalu berjalan melewati seberangan jalan dalam komplek hingga Luna sampai di rumahnya.
Kini Luna berada di dapur dan hendak memasak tetapi, tiba tiba saja Luna mendapat telepon dari Anya. Luna menyuruh Bibi Mirna yang menggantikan dirinya untuk memasakkan makanannya. Setelah itu, Luna mengangakat panggilan telepon Anya dengan hati yang gembira dan tersenyum lebar.
"Halo Nya, jarang-jarang banget lo telepon gue pagi-pagi begini. Ada apa?" tanya Luna.
"Halo Lun, apa kabar teman kecilku?" tanya Anya kembali dengan suara jahil kepada Luna.
"Baik Nya. Lo tumben banget telepon gue, enggak biasanya. Ada apa sih?" tanya Luna lagi penasaran.
"Sekarang itu gue lagi ada beberapa waktu kosong dan gue bingung mau ngapain. Jadi gue telepon lo karena, pengen ngajak lo untuk jalan-jalan bareng kemana aja gitu." jelas Anya.