Di pagi itu, Luna terbangun lebih dahulu daripada Anya yang masih tidur menggunakan piyama abu-abu. Luna membuka lebar jendela hotel dan menghirup udara segar di pagi hari dengan senyum merekah. Cuaca di sana pada saat itu sangat bagus sehingga, membuat Luna bersemangat untuk menikmati liburannya kembali.
Beberapa saat sehabis melihat pemandangan hutan yang hijau di belakang kamar hotelnya, Luna pergi ke kamar mandi untuk mandi dengan air hangat. Setelah mandi, Luna pergi keluar sebentar untuk berjalan ke arah pantai. Luna seorang diri melihat matahari yang bersinar cantik menghangatkan tubuhnya.
Luna menikmati keindahan pantai dan alam sekitar yang membuat Luna merasa tenang sehingga Luna memejamkan matanya sejenak sambil mengarahkan wajahnya ke arah sinar matahari. Di saat itu, pikiran Luna kosong dan hampir terjatuh sehingga tanpa sengaja ada seorang laki-laki lokal yang menangkap tubuh Luna. Luna terkejut dan merasa tidak enak karena merepotkan dan juga mereka belum saling mengenal.
"Maaf, gue enggak bermaksud apa-apa." ucap laki-laki itu dengan bahasa Thailand.
Luna merasa bingung untuk menjawab perkataan lelaki itu karena tidak tau arti ucapannya. Luna hanya menyatukan kedua tangannya seperti khas orang Thailand kemudian Luna pergi meninggalkan laki-laki itu. Sementara, laki-laki itu merasa bingung dan menoleh dengan melihat Luna yang tengah berlari kecil ke arah hotel. Laki-laki itu pun kemudian menggelengkan kepala dan tersenyum kecil sebelum pada akhirnya melangkah pergi dari tempat itu.
Luna pun akhirnya sampai di kamarnya dengan napas terengah-engah dan wajah yang berkeringat. Luna merasa seperti habis lari marathon di negeri orang. Luna memutuskan untuk meminum air putih kemudian membangunkan Anya yang masih tidur seperti kerbau.
"Anya, bangun! Bangun dong! Ini udah siang loh, bangun Anya!" ucap Luna sambil menggoyangkan tubuh Anya.
"Apaan sih Lun, gue masih ngantuk. Bentar lagi deh." jawab Anya.