Karena Dia Aku Hidup

Adelia Putri Sukda
Chapter #16

AIR MATA

Luna dan Anya hanya bisa berteriak tetapi tidak ada yang merespon. Pada akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk mengejar lagi para pencuri itu hingga rambut mereka berantakan akibat terpaan angin. Setelah cukup lama, akhirnya pencuri itu berhenti akibat dihadang oleh dua orang laki-laki.

Tanpa pikir panjang, mereka memukul pencuri itu hingga berhasil menyelamatkan dompet Luna. Tiga pencuri itu kalah dari perkelahian itu sehingga mereka kabur dengan wajah babak belur. Luna dan Anya merasa lega saat dompet itu ada di tangan orang yang baik.

Luna dan Anya sampai di lokasi itu dengan wajah berkeringatan dan tubuh yang lelah sepanjang jalan berlari, "Thank you so much." ucap Luna.

"Your welcome." jawab salah satu laki-laki itu di antara mereka berdua sambil tersenyum manis.

"Lo ganteng deh." ucap Anya kegenitan di depan dua orang laki-laki asing itu.

"What?" ucap dua laki-laki itu dengan wajah bingung.

"Anya, kenapa malah ngomongnya pake bahasa Indonesia sih? Mereka mana ngerti lah." ucap Luna seraya menyenggol siku Anya.

"Oh iya gue lupa, aduh gimana nih?" ucap Anya kebingungan.

Luna mencoba berjalan ke hadapan laki-laki itu yang tengah memasang wajah bingung setengah mati, "Once again, thank you so much." ucap Luna. "Yes, no problem. We is happy for help." jawab laki-laki berbola mata biru itu. Sementara teman satunya, memberi senyum ramah kepada Luna dan Anya.

Senyuman itu membuat Anya merasa baper dan tergila-gila dengannya, "So, we will go. Nice to meet you." ucap salah satu laki-laki itu. Tidak lama mereka berdua meninggalkan Anya dan Luna, terlintas aroma parfum yang wangi, sehingga membuat Anya menghirup aroma itu dengan napas panjang sedangkan Luna hanya melihat tingkah laku Anya dengan geleng-geleng kepala dan memasang ekspresi heran, "Anya, lo kenapa sih lebay banget? Udah ah, yuk kita pergi." ajak Luna.

Anya dan Luna pun pergi ke sebuah warung kecil untuk makan dan minum. Di akhir makan, masing-masing mereka memesan air kelapa muda dan meminumnya sambil menikmati suasana. Setelah selesai makan dengan lahap dan perut kenyang, mereka berdua kembali ke kamar hotel untuk beristirahat.

Luna dan Anya merasa kakinya sakit-sakit, "Lun, kaki gue denyat-denyut ini rasanya." keluh Anya. "Iya, sama gue juga nih. Gara-gara pencuri itu, kita harus capek lari-lari ngejar mereka. Udah kayak lari maraton aja tau ngga sih kita tadi." jawab Luna kesal.

"Iya nih. Gue harus kompres kaki gue deh ni, soalnya ada bengkak gitu di betis gue." jawab Anya.

"Mana ada batu es di sini Anya, adanya mah di lobi baru ada. Kita kan di dalam kamar hotel, enggak mikir apa ya lo?" tanya Luna.

"Terus gimana dong? Gue enggak sanggup jalan ini kalo kaki gue enggak disembuhin bengkaknya." jawab Anya.

Lihat selengkapnya