Luna berjalan dengan pasti menuju pintu dan membuka pintu itu dengan perlahan sehingga menghasilkan suara pintu rumah hantu. Saat Luna melihat mata orang yang datang itu, Luna tampak tersenyum lebar dan wajahnya bahagia atas kedatangan tamu yang tidak ia sangka. Tamu itu adalah Mark yang berambut pirang, berkulit putih, bergigi putih rapi, bermata sipit, dan memiliki tubuh yang tinggi.
Tinggi tubuh Mark yang berukuran 177 cm membuat Luna melihatnya dengan mendongak, "Mark? Oh My Good! Demi apa lo ke sini?" ucap Luna dengan pupil mata membesar.
"Wah, lo ternyata masih ingat sama gue? Sepupu lo yang ganteng dari Amerika sebagai anak berprestasi ini." jawab Mark dengan pura-pura sombong.
"Apa sih lo. Lebay. Udah deh, buruan ayo masuk ke rumah gue. Jangan sungkan dan jangan malu." ucap Luna sambil membuka pintu dengan lebar.
"Biasa aja kali, orang ini rumah tante dan om, enggak mungkin gue malu dan sungkan untuk masuk ke rumah ini." jawab Mark.
"Iya deh, terserah. Yuk cepetan masuk." jawab Luna.
Setelah itu, Mark duduk manis di ruang tamu sementara Bibi Mirna melihat Mark datang di rumah membuat Bibi Mirna segera membuatkan makanan dan minuman untuk Mark.
"Gue ke kamar bentar mau ambil handphone." ucap Luna
"Oke." jawab Mark.
Tidak lama dari itu, Luna pun kembali ke ruang tamu lalu memberi handphone-nya ke Mark, "Kenapa lo kasih handphone lo ke gue?" tanya Mark dengan wajah bingung.
"Gue mau lo pegang handphone ini." jawab Luna.
"Iya, tapi buat apa lo suruh gue pegang handphone lo?" tanya Mark lagi.
"Oh, oke. Sekarang gue paham, gue tau kok gue memang ganteng. Makanya lo pengen banget kan foto sama gue? Lo fans ya sama gue?" lanjut Mark dengan tersenyum miring.
"Apaan sih lo Mark. Please ya, jadi orang jangan kepedean deh. Orang gue mau jadiin lo model untuk handphone gue. Soalnya gue mau jual handphone gue itu." jawab Luna.
"Ha? Lo cuma jadiin gue model untuk penjualan handphone bekas?" jawab Mark dengan mata terbelalak dan wajah kaget.
"Iya udah lah. Enggak apa-apa kali. Tampang lo kan juga udah cukup banget untuk bisa membuat orang-orang tertarik untuk beli handphone gue itu nantinya." jawab Luna.
Mark pun hanya bisa menuruti perkataan Luna dan mulai berswafoto dengan lucu di kamera Luna. Setelah selesai menjepret dirinya, tidak lama Bibi Mirna datang sambil membawa segelas ice tea dan sepiring gado-gado. Mark tampak senang diperlakukan dengan baik sehingga Mark memberi senyuman manis kepada Bibi Mirna, "Makasih ya Bi, Bibi baik banget, enggak usah repot-repot Bi. Saya di sini juga cuma sebentar kok." ucap Mark.
"Sama-sama, Den. Silahkan dimakan hidangannya, Den Mark." jawab Bibi Mirna dengan tersenyum.