Tiba lah mereka di depan rumah Luna yang megah dan bertingkat dua. Luna pun turun dari motor Mark, lalu membuka helmnya dan langsung ke rumahnya tanpa berbicara dengan Mark lagi. Mark meletakkan helm pemberian Luna itu di pangkuan motornya dengan ekspresi datar.
"Tingkah laku dia masih tetep aja sama kayak bocah dulu. Langsung pergi aja tanpa ngucapin terima kasih ke gue." ucapnya.
Status Luna yang menjadi anak tunggal dan memiliki orang tua yang sibuk sehingga tidak pernah diajarkan dari lingkungan keluarga itu, membuat Mark menjadi kawatir terhadap Luna yang hanya suka memikirkan dirinya saja tanpa memikirkan orang lain hingga berujung penyesalan. Setelah itu, Mark langsung pergi dari depan rumah Luna. Mark kemudian membelah jalan dengan motor kerennya di jalan raya yang ramai akan orang-orang berkendara. Mark merasakan kehangatan di pagi yang menjelang siang itu bersama terik matahari yang menyengat kulit.
Tidak lama, Mark sampai di parkiran apartemennya lalu Mark memakirkan motornya. Mark kemudian berjalan masuk ke gedung belakang apartemennya lalu menaiki lift ke kamar apartemennya. Setelah beberapa lama, Mark pun sampai di kamar apartemennya dan tampak seisi kamarnya berantakan.
Semalam, Mark begadang sambil memakan banyak jajanan ringan dan bermain game online sampai ia baru tertidur di pukul 03.00,WIB. Akibatnya, keesokan pagi Mark menjadi terburu- buru untuk pergi, sehingga ia menjadi tidak sempat pula membuang sampah jajanannya. Mark pun kemudian membuka kaos kaki dan meletakkannya di keranjang sementara sepatunya, diletakkan di lemari samping pintu masuk kamar apartemennya.
Mark pun memulai dengan langkah mengambil tiap-tiap sampah itu dan mengumpulkannya di satu kantong plastik ukuran sedang lalu mengikatnya. Mark lalu meletakkan kantong plastik di pojok dinding kemudian mengganti pakaiannya menjadi kaos oblong berwarna putih dan celana bahan kain dengan ukuran panjang berwarna hitam. Setelah itu, Mark keluar dari apartemennya dan membuang kantong plastik jajanan dan kantong plastik sampah lain di tempat pembuangan dekat apartemennya.
Mark kembali lagi ke kamar apartemennya, lalu membuka lemari stok makanan instannya. Mata Mark bergerak dari kanan ke kiri melihat tiap-tiap barisan makanannya yang banyak. Tangan kanan Mark tertuju ke mi gelas rasa pedas, lalu Mark pun mengambilnya dan menutup kembali lemarinya.
Mark menyiapkan semua alat untuk memasak lalu menghidupkan kompornya dengan api sedang. Mark bisa memasak apa pun, karena sejak SMP, dirinya hidup sendiri sehingga Mark sudah terbiasa memasak. Akibat perceraian kedua orang tuanya, Mark memutuskan tinggal bersama Papanya hingga kelas tiga SMP.
Mark selalu membandingkan ibu tirinya dengan Mama kandungnya, sehingga Mark diusir oleh Papanya saat sebelum keberangkatannya untuk bersekolah SMA di Amerika. Pada saat itu, untungnya Mark memiliki tabungan sendiri, karena Mark selalu di beri uang jajan yang banyak sehingga, ia pun jadi bisa membeli apartemen untuk bertempat tinggal. Mi yang ditunggu-tunggu Mark sedari tadi pun matang dan akhirnya, Mark pun memakannya dengan suara slurp yang kuat dan panjang.
Mark sangat menikmati mi yang memiliki rasa cukup pedas dan manis itu. Mark kemudian menambahkan empat butir telur puyuh rebus di dalam mi itu agar lebih mantap dalam menyantapnya. Selesai makan, Mark langsung mengumpulkan sampah makanannya di kantong plastik lalu bermain game playstation di kamarnya.
Mark pun menghabiskan harinya hingga sore datang dengan bermain game itu sambil memakan jajanan ringan rasa rumput laut. Di sore hari, Luna yang berada di kamarnya sedang membaca novel. Luna merasa sudah lama tidak menyentuh buku-buku novelnya itu, sehingga Luna pun mulai membaca tiap-tiap baris kata di dalam tulisan itu lalu terbawa perasaan oleh tiap-tiap peristiwa di dalam alur cerita itu.
Luna tersenyum, kesal, tertawa, dan terkadang matanya berkaca-kaca hingga meneteskan air mata. Tak terasa, Luna pun menghabiskan harinya di atas tempat tidur dengan membaca novel sebanyak enam lembar halaman. Luna kemudian meletakkan buku novelnya di barisan-barisan buku novel lainnya, lalu menuju ke kamar mandi untuk mandi sore.
Sementara di apartemen Mark, tampak dirinya tengah mengenakan pakaian dan menyemprotkan parfum ke urat nadi, leher, dan siku dalamnya. Mark kemudian menggunakan sepatu sneakers lalu mengunci pintu apartemennya. Mark turun ke parkiran menggunakan lift dan sampai di parkiran, Mark langsung menuju motornya dan mengendarai motornya menuju suatu tempat.
Sementara Luna yang telah habis mandi, menggunakan pakaiannya lalu menggunakan body lotion. Luna kemudian menggunakan skincare dengan beberapa langkah lalu menggunakan bedak yang tipis. Di lantai bawah, Bibi Mirna sedang memasak makanan untuk makan malam Luna.
"Ya ampun Bi. Wanginya masakan Bibi sampe buat saya lapar deh." ucap Luna sambil menutup mata dan menghirup aroma masakan itu dari kejauhan.