Setelah beberapa lama di perjalanan, mereka berdua sampai di depan gerbang sekolah Luna. Luna turun dari motor Mark dan membuka helmnya lalu memberikan helm itu ke Mark yang wajahnya datar tidak berkutik sejak di perjalanan tadi.
"Makasih ya Mark, udah antarin gue ke sekolah." ucap Luna.
"Iya, sama - sama. Ya udah, gue pergi dulu." jawab Mark sambil menyalakan mesin motornya.
"Lo masih marah ya sama gue? Maaf banget ya Mark? Gue nyesel udah marah-marah sama lo kemarin." ucap Luna dengan perasaan bersalah.
Mark tidak menjawab perkataan Luna dan langsung pergi meninggalkan Luna begitu saja. Luna semakin bersalah dan memasang wajah cemberut menuju kelasnya. Pagi itu, Luna hampir saja terlambat masuk kelas dan untungnya masih ada beberapa teman-temannya yang datang bersamaan dengannya.
Luna langsung segera duduk di kursi dan menunggu gurunya datang ke kelas. Luna teringat kembali dengan sikap marah Mark tadi yang membuatnya tersakiti. Luna menyadari kesalahannya yang membuat para lelaki yang dekat dengannya selalu mendapat luka, "Apa gue biang sial ya buat para cowok? Kenapa gue enggak bisa sekali aja, ngerasain kebahagiaan hingga ujung." ucap Luna dalam batinnya.
Tidak lama, Mita datang dan langsung mengejutkan Luna dengan jail. Perbuatan Mita membuat Luna marah dan pindah duduk ke belakang, Mita merasa bersalah dan meminta maaf.
"Mita, enggak lucu tau!" ucap Luna.
"Bercanda kali, lagian lo kenapa bengong pagi-pagi begini?" tanya Mita.
"Tau ah gelap. Gue kesal sama lo." jawab Luna.
"Maaf ya?" ucap Mita.
"Enggak! Udah deh, gue pindah tempat duduk aja." jawab Luna.
Permintaan maaf dari Mita tidak mudah untuk Luna maaf kan sehingga di pelajaran pertama Luna dan Mita duduk sendirian di tempat berbeda. Saat jam pelajaran kedua, Mita mendekati Luna yang sedang bermain-main seraya menunggu guru pelajaran berikutnya datang, "Luna, maaf banget ya? Lo jangan marah dong sama gue kayak gini?" ucap Mita.
Luna masih mendiami Mita dan tidak melihat Mita yang duduk di depannya, "Lun, sorry banget. Jangan ngambek lagi dong, gue enggak enak tau duduk tanpa teman sebangku. Kerasa banget jomblonya Lun." ucap Mita. Luna masih tidak merespon hingga guru mata pelajaran kedua masuk ke kelas mereka. Mita langsung kembali duduk ke bangkunya dan mereka melaksanakan kegiatan belajar di kelas hingga selesai.
Saat jam istirahat masuk, Luna berjalan ke kantin dan tiba-tiba Mita memberi semangkuk tekwan dan es teh ke hadapan Luna. Luna tercengang melihat sikap Mita di depannya yang seperti cewek caper (cari perhatian). Bukannya merespon, Luna justru meninggalkan Mita dan terus berjalan ke kantin.
Luna mencari kursi kosong untuk ia duduki sedangkan Mita memperhatikan Luna dan tiba-tiba Mita menyuruh beberapa siswi lain untuk menggeser duduknya agar Luna dapat duduk. Bukannya luluh atas perlakuan baik dari Mita, Luna justru mengabaikan Mita dan memilih duduk di tempat lain.
Melihat hal itu, Mita merasa malu akibat sikap Luna yang cuek dan beberapa murid lain melihat Mita. Mita membiarkan Luna makan di kantin dan Mita pun memakan semangkuk tekwan di tempat lain. Sementara Luna, memesan nasi goreng dan es teh. Selama pesanannya dimasak, Luna pun memaikan handphone-nya.