Setelah beberapa lama di perjalanan, mobil Luna sampai di depan pagar rumah Mita. Tampak satpam penjaga rumah Mita membuka pagar dengan lebar. Mita langsung turun dari mobil Luna lalu menutup kembali pintu mobil Luna.
Luna membuka jendela mobilnya sambil melihat Mita yang berada di samping jendela mobil Luna.
"Makasih ya, Lun. Makasih ya, Pak." ucap Mita.
"Iya, sama-sama Non Mita." jawab Pak Yanto sementara Luna membalas dengan anggukan.
Mita memberi lambaian kepada Luna dan Luna membalas lambaian itu lalu menutup kembali jendela mobilnya. Tidak lama, mobil Luna melaju dan ia sudah ada di perjalanan lagi menuju rumahnya.
Setelah beberapa menit, Luna sampai juga ke rumahnya dan ia turun dari mobilnya. Luna berjalan menuju kamarnya dan menggunakan pakaian rumah. Luna mengambil sebuah gitar di samping lemari bajunya dan memainkannya di atas kursi meja riasnya.
Luna menghayati petikan gitar yang mengeluarkan alunan nada yang indah. Hingga ia teringat dengan Mark dan langsung mengambil handphone-nya di atas tempat tidurnya. Saat Luna hendak mentelepon Mark, Bibi Mirna mengetuk kamar Luna. Mendengar panggilan dari Bibi Mirna, Luna langsung membuka kan pintu kamarnya.
"Ada apa ya, Bi?" tanya Luna.
"Ini Non, ada Den Mark yang bertamu ke sini?" jawab Bibi Mirna.
"Oh, ya udah. Suruh aja dia duduk, terus suguhin makanan dan minuman yang enak ya, Bi." ucap Luna.
"Baik Non, kalau gitu Bibi ke bawah dulu Non." jawab Bibi Mirna.
Luna membalas anggukan dan langsung menutup pintu kamarnya. Luna mengambil gitarnya tadi dan membawanya untuk ditunjukkan ke Mark. Luna datang ke bawah dengan wajah yang senang di hadapan Mark. Mark yang melihat kedatangan Luna hanya menunjukkan ekspresi dingin, "Berubah pikiran ya? Sampai-sampai datang ke rumah gue lagi?" ucap Luna jahil.
"Enggak kok, gue ke sini mau minta pertanggungjawaban dari lo." jawab Mark.
"Apa maksudnya ni? tanya Luna kebingungan.
"Iya, lo kan udah bentak-bentak gue kemarin dan lo juga mau kan dimaafin sama gue? Jadi kalo lo mau dimaafin sama gue, lo harus traktir gue beli buku." ucap Mark.
"Eh, yang benar aja dong Mark. Yang ada bangkrut lah gue, gimana sih lo." jawab Luna protes.
"Bangkrut apanya? Lo kan anak orang kaya, masa traktir buku doang enggak mampu. Lagian, gue juga enggak beli semua buku bareng seisi tokonya juga kali. Gue masih punya pikiran dan hati." jawab Mark.