Mark yang tengah menguyah makanan dibuat terkejut oleh Luna, "Ha? Lo bilang apa tadi, Lun?" tanya Mark.
"Apa? Oh enggak kok, bukan apa-apa." jawab Luna.
"Bohong lo ya? Liat tu merah gitu pipi lo." ucap Mark yang tersenyum jahil sambil menunjuk pipi Luna.
"Udah deh, mending lo makan aja. Enggak usah urusin gue." jawab Luna.
"Iya, iya." jawab Mark.
Setelah Mark selesai makan, mereka berdua berpindah ke ruang tengah dengan menonton televisi. Luna yang duduk bersama Mark mengambil setoples keripik ubi di meja samping sofa. Luna memakan keripik ubi itu dengan menimbulkan suara sehingga Mark menjadi ingin keripik itu dan mengambil toples keripik ubi itu dari tangan Luna.
Setelah itu, mereka fokus kembali menonton televisi dan mereka juga masih menguyah keripik ubi itu. Saat iklan, Luna membuka obrolan kembali, "Mark, gue penasaran deh, gimana cara menyikapi cowok yang sikapnya suka berubah?" tanya Luna.
"Ya lo harus tau caranya bersikap di saat dia berubah." jawab Mark.
"Misalnya kayak apa?" tanya Luna lagi.
"Ya, kalo dia lagi marah atau kesal, lo harus bisa menghibur dia, begitu pula sebaliknya kalo dia lagi senang atau biasa aja, ya lo harus beri dia banyak perhatin gitu." jawab Mark.
"Oh, gitu. Tapi gue enggak habis pikir aja sama cowok yang kayak gitu." ucap Luna.
"Ya mungkin, memang dia tipe cowok yang kayak gitu. Lagi pula kalo dia selalu kayak gitu berarti dia cowok yang tau cara mengekspresikan perasaannya." jawab Mark.
"Bener juga sih kata lo, yang gue liat-liat, apapun yang dia tunjukkin semua mudah ketebak aja sama gue. Mau dia lagi marah, sedih dan senang sekalipun, tapi yang tipe mood ini kok gue enggak bisa tebak dan sampe sekarang masih buat gue enggak ngerti." jelas Luna.
"Ya makanya, lo harus bisa cari tau dan pelajari setiap moment mood-nya." jawab Mark.
Luna hanya diam dengan mata tertuju di film yang sedang mereka tonton. Setelah beberapa lama, malam itu Mark memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Sesampai Mark di kamar apartemennya, ia langsung mengganti pakaiannya kemudian tidur hingga pagi.