"Ya ampun gue ketiduran di sini." ucap Luna.
"Kok lo bisa ketiduran di sini sih Lun? Ini udah jam pelajaran bahkan udah mau jam pulang sekolah Lun." jawab Mita.
"Iya gue ngantuk banget tadi di kelas jadi gue ke perpustakaan buat ngilangin ngantuk gue dengan cara baca buku di sini. Tapi gue malah ketiduran sampe enggak ingat waktu." jelas Luna.
"Ya ampun Lun. Tau enggak, gue itu kawatir banget sama lo. Sampe-sampe ni ya, guru yang ngajar di pelajaran terakhir di kelas kita nanyain lo dan gue kasih tau dong kejadian ini. Jadi Ibu Guru sekarang lagi ngasih tau guru-guru di kantor tentang hilangnya lo." jelas Mita.
"Mita! Aduh, entar semua orang di sekolah ini bakal ngira gue hilang karena hal besar lagi." jawab Luna kaget.
"Ya habisnya tadi gue telepon lo tapi lo enggak angkat telepon gue. Kan gue jadi beranggapan lo benar-benar hilang. Lagi pula ini juga demi kebaikan lo Lun, kalo masalah lo ini enggak gue kasih tau ke Guru yang ada lo bakal enggak ketemu-ketemu, Lun." jawab Mita.
"Iya udah deh, entar biar gue aja yang jelasin ke Ibu Guru." jawab Luna dengan pasrah.
"Nah gitu dong, lagian kan ini bukan salah gue, tapi ini salah lo juga enggak mau didekatin jadinya apa-apa sendiri kayak gini jadinya kan enggak ada orang yang tau dengan keberadaan lo, Lun." jawab Mita.
"Bodoh amat. Eh, tapi ngomong-ngomong kok lo bisa tau gue di sini Mit?" tanya Luna.
"Ya iyalah, kan ini semua berkat bantuan Riki. Untung tebakan dia benar, jadi gue bisa ketemu lo sekarang dan kalo enggak ada dia, gue mungkin enggak bisa nemuin lo Lun di sini." Jawab Mita
"Riki? Kok namanya sama ya kayak nama gebetan gue?" tanya Luna lagi.
"Eh, iya yah? Ah, mungkin kebetulan sama kali Lun. Kan banyak yang punya nama Riki di dunia ini, enggak cuma gebetan lo doang." jawab Mita.
"Iya juga ya?" jawab Luna.