Karena Dia Aku Hidup

Adelia Putri Sukda
Chapter #44

PENOLAKAN YANG BERBUAH MANIS

Di saat Luna hendak siap berbicara, tiba-tiba handphone Luna berdering. Luna mengambil handphone-nya dari dalam tasnya lalu melihat nama kontak yang menteleponnya dan tertulis nama Mita.

"Udah angkat aja teleponnya, mungkin aja penting." ucap Riki.

"Oke, gue angkat dulu." jawab Luna sebelum dirinya menjaraki dirinya dengan Riki cukup jauh.

"Ada apa Mit?" tanya Luna.

"Lun, lo udah kerjain tugas matematika belum? Kalau udah, liatin gue ya? Kalau belum, kita kerjain sama-sama aja. Soalnya gue enggak bisa kerjain soal matematika sendirian, yang ada gue pusing sendiri." jawab Mita.

"Belum Mit, lo kerjain aja bareng teman-teman yang lain." jawab Luna.

"Yang lain pada pelit ngasih jawaban. Makanya satu-satunya teman yang bisa gue andalin ya lo Lun." jawab Mita.

"Ya nanti aja deh, soalnya gue sekarang lagi di luar. Oke Mit?" ucap Luna.

"Kok lo tumben malam begini keluar? Biasanya diajak ke mal sama gue malam-malam enggak mau." tanya Mita.

"Ya nanti gue ceritain sama lo. Jadi gue tutup dulu ya teleponnya, bye." jawab Luna.

"Eh Luna, ihh Luna main tutup-tutup teleponnya aja." ucap Mita kesal.

Setelah itu, Luna kembali berdiri di depan Riki dengan tatapan ragu lalu menjadi serius. Riki yang ikut serius menjadi keringat dingin melihat tatapan Luna. Dalam waktu bersamaan, tangan Luna berada di pundak Riki. Seketika Riki mengerutkan alis dengan tatapan curiga, "Maaf Rik, gue benar-benar minta maaf yang sebesar-besarnya. Gue juga enggak bermaksud untuk mau nyakitin perasaan lo. Tapi lo harus tau, kalau gue enggak bisa jadi pacar lo." ucap Luna.

"Kenapa?" tanya Riki dengan wajah kecewa.

"Karena gue ini pacar saudara lo Rik, Kak Riko." jawab Luna.

Lihat selengkapnya