Keesokan harinya, Luna berangkat ke sekolah lalu sesampainya di kelas, Luna mendapat pesan singkat dari Riki. Luna mulai membuka isi pesan itu lalu membacanya, tetapi belum selesai Luna membacanya tiba-tiba Mita mengejutkan Luna, "Hai Luna." ucap Mita.
"Ihh Mita! Lo apa-apaan sih ngagetin gue kayak gini. Enggak suka gue." jawab Luna dengan wajah penuh kesal.
"Maaf Lun, gue kan cuma bercanda doang." jawab Mita.
"Enggak peduli." jawab Luna.
"Lo marah ya?" tanya Mita.
"Gimana gue enggak marah? Gara-gara lo pesan dari pacar gue kehapus!" jawab Luna keceplosan.
"Apa? Pacar?" tanya Mita dengan penuh keterkejutan.
Luna yang baru menyadari dirinya kelepasan berbicara tentang hubungannya dengan Riki menjadi malu. Di tambah lagi ada beberapa murid di kelas itu juga melihat Luna setelah mendengar perkataan Luna tadi. Mata Luna membelalak dan malu setengah mati sehingga Luna berlari keluar kelas meninggalkan Mita, “Luna, kok lo pergi sih?" ucap Mita.
Luna yang berlari terengah-engah tidak sengaja menabrak seorang siswa, "Maaf." ucap Luna yang tidak melihat laki-laki itu lagi.
"Luna?" tanya laki-laki itu.
Luna yang arah matanya melihat ke lantai mulai mendongakkan kepalanya, "Riki? Kok lo bisa ada di sekolah gue?" tanya Luna dengan terkejut.
"Gue,..." jawab Riki.