“Gue sekarang sadar Rik, di sini enggak cuma harus cowok yang perjuangin perasaannya, tapi cewek juga harus perjuangin perasaannya sekaligus hubungannya yang sekarang udah putus.” ucap Luna.
“Jadi lo mau balikan lagi sama gue Lun?” tanya Riki.
“Mau banget malahan.” jawab Luna sambil tersenyum lebar.
Jawaban Luna disambut dengan senyum bahagia Riki, sehingga akhirnya mereka berdua saling berpelukan. Setelah itu, mereka pulang ke rumah masing-masing lalu sampai di rumah, Luna langsung mandi sore. Jam beker berdering sangat kuat sehingga membangunkan Riki yang tidur sambil memeluk bantal guling kesayangan.
Luna yang sedang sarapan di rumah dengan nasi goreng pedas memakannya dengan lahap. Jarum jam tangan yang melingkar di tangan Luna menunjukkan pukul 07.00 WIB, terdengar suara klakson motor dari luar. Luna yang sedang duduk manis menunggu jemputan Riki sedari tadi pun keluar dari rumah.
“Eits, salam Mama dulu dong.” ucap Mama Luna.
“Eh, iya. Maaf Ma, Luna kelupaan.” jawab Luna sambil menyalami tangan kanan Mamanya.
“Siapa yang jemput kamu Lun?” tanya Mama Luna.
“Pacar aku Ma.” jawab Luna.
“Pacar?” ucap Mamanya dengan terkejut.
“Luna berangkat dulu Ma, dah.” ucap Luna yang langsung berlari kecil meninggalkan ruang makan.
“Ini Lun, helmnya.” ucap Riki.
“Maaf ya, lo jadi nunggu kelamaan.” ucap Luna.
“Enggak apa-apa kalo gue yang nunggu, daripada lo yang nunggu.” jawab Riki.