“Kenapa lagi Rik, kak Bayu? Dia ngajak ribut lagi?” tanya Mita.
“Iya.” jawab Riki dengan wajah marah.
“Rik, jangan dong. Gue enggak mau lo kenapa-kenapa nantinya. Tolong, dengerin gue ya Rik? Demi gue, lo jangan berantem lagi, apalagi sama kak Bayu.” ucap Luna.
Tiba-tiba suara bel masuk berbunyi, “Maaf Lun, gue enggak bisa diam aja.” jawab Riki yang langsung meninggalkan Luna dan Mita.
Sepulang sekolah, Luna dan Riki berada di parkiran lalu Luna memakai helmnya dan tiba-tiba Bayu beserta teman-temannya melihat ke arah Riki. Riki menyadarinya dan Bayu pun memberi kode untuk memancing kemarahan Riki. Luna yang melihat ekspresi Riki yang sedang marah, menoleh pandangannya ke arah Riki memandang.
Di situ Luna sangat terkejut dan takut setelah tau Riki dan Bayu saling bertatapan tajam, “Riki, udah. Jangan liatin kak Bayu, kita pulang aja.” ucap Luna. Setelah itu, Riki menuruti perkataan Luna, kemudian mereka berdua meninggalkan sekolah. Sesampainya di depan rumah, Luna turun dari motor Riki dan melepas helmnya.
“Ini.” ucap Luna.
“Oke.” jawab Riki.
“Rik, lo hati-hati ya di jalan. Habis antar gue ini, lo langsung pulang ya?” ucap Luna.
“Iya. Gemesin banget sih kawatirnya.” jawab Riki.
“Apa sih, gue ini beneran takut banget kalau kak Bayu ngajak ribut lagi sama lo. Gue takut kehilangan lo Rik.” ucap Luna.
“Kayak gue mau meninggal aja.” jawab Riki dengan tersenyum remeh.