Luna pun menatap Riki dengan tatapan dalam, “Di dunia ini, memang enggak ada yang sempurna sayang tapi, lo adalah cowok yang apa adanya menerima gue yang enggak ada apa-apanya ini.” ucap Luna.
“Makasih ya Lun udah kasih kesempatan gue buat jadi pacar lo.” ucap Riki.
“Enggak Rik, ini bukan kesempatan tapi, ini udah jadi takdir buat kita berdua untuk bisa bersatu. Kalau kita enggak ditakdirkan, enggak mungkin kita bisa sampe pacaran kayak gini.” jawab Luna.
“Iya, lo benar sayang. Gue adalah cowok yang paling bahagia banget bisa pacaran sama lo. Kalau gitu, gue bakal coba untuk ceritain cerita yang lucu dan seru versi gue. Ini bentuk usaha gue untuk membahagiakan pacar tercinta gue ini.” ucap Riki.
“Oke, silahkan bercerita cowok pengertiannya gue.” jawab Luna.
Riki pun mulai bercerita lucu dan seru untuk Luna sehingga mereka tidak menyadari jarum jam di dinding menunjukkan pukul 22:15 WIB. Mama Luna pun kembali ke ruang rawat Luna. Riki yang tengah tertawa kecil dengan Luna disaksikan oleh Mama Luna dengan merasa ikut bahagia melihatnya.
Sejenak Mama Luna membiarkan Luna tertawa sepuasnya bersama Riki hingga akhirnya Riki dan Luna menyadari keberadaan Mama Luna.
“Mama? Mama udah balik lagi?” ucap Luna.
“Lagi seneng banget ni kelihatannya? Ada apa sih ini?” jawab Mama Luna.
“Enggak Tante, ini Luna terlalu receh aja orangnya. Cuma cerita sepele doang malah ketawa heboh dianya.” jawab Riki.