Luna meneteskan air matanya sejadi-jadinya dan mulai membuka suara, “Gue cuma enggak mau lo kawatir sama gue. Gue enggak mau ngejalanin hubungan dengan duka bersama lo Rik.” lanjut Luna.
“Lo salah Lun! Justru sebuah hubungan harus dijalani bersama, mau itu menyenangkan ataupun enggak.” ucap Riki.
“Gue minta maaf Rik, gue terlalu egois karena menyimpan semua masalah sendirian.” jawab Luna.
“Gue akan selalu maafin lo Lun. Apapun yang terjadi sama hubungan kita, gue bakal terus mempertahankannya. Karena gue udah janji sama Almarhum Riko buat jagain lo terus jadi gue ngerasa bersalah banget kalo lo kenapa-kenapa Lun. Jadi, mulai sekarang enggak ada yang namanya kebohongan dan sembunyiin masalah sendirian. Janji?” ucap Riki.
“Iya Rik gue janji.” jawab Luna.
“Nah gitu dong, baru ini namanya pacar gue. Iya udah, sekarang lo duduk di kursi roda dan gue bakal antarin lo ke ruang rawat Mama lo. Kita liat Mama lo sama-sama ya?” ucap Riki.
“Iya Rik. Makasih ya.” jawab Luna.
“Sama-sama cewek cantik.” ucap Riki.
Setelah sampai di sana, Luna dan Riki hanya diperbolehkan melihat Mama Luna dari jendela kaca yang lebar. Di situ Luna mulai menangis kembali sedangkan Riki mengusap pundak Luna dengan lembut. Di lubuk hati yang terdalam, Riki sangat kawatir dan sedih dengan keadaan Mama Luna yang belum kunjung sadarkan diri.
“Lun, kita sekarang ke ruang rawat lo ya?” ajak Riki.
“Enggak Rik. Gue mau di sini dulu. Gue masih kangen sama Mama gue.” jawab Luna.
“Ya udah, kalau gitu, gue temenin lo di sini dulu aja.” ucap Riki.
“Oke.” jawab Luna.
Cukup lama Luna dan Riki di sana, akhirnya pun mereka kembali ke ruang rawat Luna. Sesampainya mereka di sana, Luna dibantu oleh Riki untuk berjalan menuju tempat tidurnya. Setelah itu, Riki meletakkan kursi roda ke tempat asalnya lalu Riki duduk di samping Luna yang tengah terbaring lemah.
“Lun, lo makan ya? Gue beliin dulu makanan di kantin.” ucap Riki.
“Iya Rik.” jawab Luna.
Beberapa menit kemudian Riki kembali ke ruang rawat Luna dengan membawa sepiring bubur ayam dan sebotol air putih. Riki mulai menaruh piring bubur ke meja lalu memasukkan air putih ke gelas kaca kemudian memberikan air itu ke tangan Luna.
“Sayang, minum dulu ya? Habis itu gue suapin buburnya.” ucap Riki.