“Bu, sekarang kita masuk aja ke rumah Luna. Saya sudah kabari pembantu Luna kok kalau kita bakal datang ke sini.” ucap Riki.
“Ya sudah kalau gitu, ayo anak-anak kita masuk.” jawab wali kelas itu.
Setelah mereka masuk, tampak Bibi Mirna sedang menata makanan dan minuman di meja tamu. Bibi Mirna yang baru menyadari kedatangan mereka dibuat terkejut, ”Wah, udah pada datang ya? Silahkan duduk semuanya.” ucap Bibi Mirna.
“Iya Bi, baru aja kita sampe. Oh iya Bi, ini wali kelas aku dan Luna Bi.” jawab Riki.
“Selamat siang Bi Mirna.” ucap wali kelas itu.
“Selamat siang juga Bu. Mari makan dan minum dulu Bu. Yang lain juga silahkan habisin semua yang ada di meja juga tidak apa-apa.” jawab Bibi Mirna.
“Terima kasih sebelumnya atas hidangannya Bi Mirna. Tapi, saya ingin menyampaikan maksud dari kedatangan saya dan murid-murid ini untuk melayat di sini atas meninggalnya Mama Luna Bi.” jelas wali kelas itu.
“Oh begitu rupanya Bu.” ucap Bibi Mirna sembari melihat murid-murid lain yang sedang duduk menyantap makanan bersama-sama.
“Iya Bi, jadi apa kami bisa bertemu dengan Luna? Dimana ya Luna? Apa dia tahu kalau kami akan datang ke sini?” jawab wali kelas itu.
“Oh sebentar ya Bu, saya akan panggilkan dulu Non Lunanya. Non Luna enggak tahu sama sekali kalau ada yang akan datang hari ini Bu.” ucap Bibi Mirna lagi.
“Baik lah Bi Mirna.” jawab wali kelas itu.
Bibi Mirna yang menaiki anak tangga disusul diam-diam oleh Riki dengan tanpa sepengetahuan wali kelas dan teman-temannya. Bibi Mirna yang sudah di depan kamar Luna terkejut dengan kedatangan Riki yang tiba-tiba.
“Den Riki? Kok Den bisa sampai ada di sini?” tanya Bibi Mirna heran.
“Intinya aku lakuin ini biar enggak ada yang curiga kalau Luna lagi ngurung diri di kamar Bi. Kan enggak enak sama wali kelas dan teman-teman yang udah datang ke sini Bi.” jawab Riki.
“Ternyata Den Riki enggak cuma ganteng tapi juga pengertian ya?” ucap Bibi Mirna.
“Makasih Bi, ya udah Bi, sekarang kita harus bujuk Luna buat keluar kamar.” jawab Riki.
“Baik Den. Terus apa yang harus kita lakuin Den?” jawab Bibi Mirna.
“Sekarang Bibi ambil kunci cadangan sedangkan aku bakal telepon Luna dan ngomong sama Luna.” ucap Riki.
‘Baik Den. Den Riki kan pacarnya, pasti Non Luna bakal nurut sama Den Riki.” jawab Bibi Mirna.