Karena Dia Aku Hidup

Adelia Putri Sukda
Chapter #73

DITINGGAL KEKASIH

Keesokan harinya, Luna mengalami demam tinggi akibat kelelahan seharian menangis kemarin dan tidak minum obat secara rutin. Bibi Mirna yang mengompres Luna menjadi semakin kawatir karena suhu badan Luna yang naik. Tampak Luna menggigil hingga Luna mengeluh kesakitan pada kepalanya sehingga Bibi Mirna menjadi kebingungan pada waktu yang bersamaan dan Bibi Mirna pun mengompres Luna lalu mencari obat demam di laci meja Luna.

“Ya ampun Non, bagaimana ini? Apa yang harus Bibi lakukan? Oh iya, Bibi baru ingat, Bibi telepon Den Riki saja.” ucap Bibi Mirna sembari mengambil handphone-nya di kantung bajunya.

“Duh, Den Riki kemana ya? Kok telepon Bibi enggak diangkat sih?” keluh Bibi Mirna.

“Coba lagi deh Bibi telepon, mungkin enggak kedengeran ni sama Den Riki.” ucap Bibi Mirna lagi.

Setelah beberapa kali mentelepon Riki tetapi tetap saja tidak kunjung diangkatnya dan pada akhirnya, Bibi Mirna memutuskan untuk membawa Luna ke rumah sakit. Di malam yang sedang hujan lebat dan berangin, Bibi Mirna dan Luna menjalani perjalanan yang cukup membahayakan akibat jalan raya yang sangat licin. Hal itu tampak dari ban mobil yang membawa mereka ke rumah sakit tidak berjalan stabil.

Luna yang menggigil dan terus mengeluh kesakitan pada kepalanya membuat Bibi Mirna cemas bukan kepalang. Bibi Mirna terus memantau jalan yang ramai oleh kendaraan lain sembari terus mengompres Luna. Tidak lama di perjalanan, mereka akhirnya pun sampai di rumah sakit lalu dua Perawat membantu Bibi Mirna membawa Luna ke ruang rawat. Di sana Luna mulai ditangani oleh dua Perawat dan seorang Dokter perempuan sedangkan Bibi Mirna menunggu hasil pemeriksaan di ruang tunggu dengan raut wajah penuh kawatir.

“Ya Allah, semoga saja Non Luna tidak kenapa-kenapa. Hamba sangat mencemaskan Non Luna. Hamba berdoa kepada engkau Ya Allah agar Non Luna cepat diberi kesembuhan. Aamiin.” ucap Bibi Mirna dalam doanya.

Tidak lama dari itu, Dokter yang menangani Luna akhirnya pun keluar dari ruangan itu kemudian berjalan ke arah Bibi Mirna, “Apa Ibu adalah keluarga pasien?” tanya Dokter itu.

Bibi Mirna yang tadinya sedang duduk langsung berdiri, “Saya asisten rumah tangganya Dok. Gimana Dok keadaan Non Luna?” jawab Bibi Mirna.

“Untuk demamnya sendiri pasien sudah tidak separah tadi tetapi untuk sakit kepala yang dialami pasien masih harus diberi perawatan intensif di rumah sakit ini.” ucap Dokter itu.

“Sakit kepala Dok?” tanya Bibi Mirna.

Lihat selengkapnya