Karena Umur

Kinanthi (Nanik W)
Chapter #20

#20

20


"Setiap kali ia menghadiri undangan dan acara pertemuan lainnya, Kamu seolah menambahkan ujian kepadanya."


"Karena dalam undangan pertemuan akan selalu ada orang baru."

"Lalu Kauanggap dirinya segampang itu?"


"Bukan gampang atau sulit sih. Bisa saja ia terkendali perasaan sepi lalu mencari obat sepi kan?"

"Obat sepi yang berbobot karena bermasa depan lebih cerah."

"Demi menguak misteri bahwa ia lari darimu karena faktor umur? Lalu, saat ada lelaki muda dengan potensi masa depan cerah, ia pun menggoda atau tergoda, itu berarti pengakuannya bahwa ia lari darimu karena faktor U, bohong belaka,kan?"


"Pinter gitu lho. Gak rugi lagi ngerjakan tesis."


"Walah, Ben. Gak harus bikin tesis maupun skripsi, anak sekolah pun paham kukira."

Lelaki itu yang ternyata dipanggil "Ben" oleh temannya, tidak segera menjawab. Untuk sesaat suasana terasa hening.

"Salahkah aku tidak percaya begitu saja hal yg dikatakannya?"

"Itu terserah Kamu,"lanjut Debya,"Kami kaum wanita sih sejujurnya menunggu dengan harap-harap cemas agar wanitamu itu tergelincir jebakan. Dengan demikian, kami bisa maju. Hatimu tentu hancur sehingga main tabrak aja gak selektif lagi. Dengan demikian...

"Kalian bisa memperbudak aku? Dengan dalih wanitaku yang selangit gombalannya untuk bikin aku happy bersamanya menikmati hari-hari indah dengan warisannya karena ia seolah nggak maksa aku harus banting tulang cari uang, begitu ia tergelincir nyangkut ke lelaki lain yang tampak lebih mapan, kalian kaum wanita akan berebut meraih tubuhku yang lunglai ibarat menyelamatkan mangga masak pohon agar tidak retak mencium bumi. Tapi setelah itu dicekoki kalimat paksaan berapa tak ada wanita yang mau memanjakan lelaki. Lelaki lah yg seharusnya memanjakan wanita. Aku yg dianggap potensial cari uang, akan diperas tuntas untuk cari uang dan uang demi kalian kan?"


"Kok tahu?" jawab Debya menahan tawa


"Gak perlu jadi sarjana untuk bisa menebak ulah kalian wahai kaum wanita, anak sekolah pun bisa."jawab Ben santai.


"Kamu sih, potensial mencari uang tapi memilih wanita yang tidak memaksamu harus beruang. Pelit deh."


"Bukan pelit. Aku hanya gak mau terjebak iblis yang memerdayai Hawa agar keduanya terusir dari surga. Demi apa sih? Demi memanjakan keserakahan? Pamer bisa membuatku bekerja keras untuk wanita? Kalaupun aku bekerja keras tentu bukan untuk itu tujuanku."

Lihat selengkapnya