Karena Umur

Kinanthi (Nanik W)
Chapter #22

#22

22


“Tapi, May. Sungguh memang ada hal yang mengganjal nih dari hubungan kami.”

“Masalah cemburu!? Masalah lancang buka ponsel pasangan? Itu kan ulah tokoh dalam cerpen. Andaikan hal itu masalah-masalah yang memang sengaja diberikan kepadamu untuk dijawab, kukira Kamu sudah menyanggah kan? Negosiasi tersebut terselesaikan nggak? Sepertinya hal itu belum menemukan jawaban memuaskan darimu. Itu karena hidupmu gersang dari perempuan, sehingga kemanjaan perempuan-perempuan kepadamu janganlah ditanggapi dengan kecemburuan berlebihan. Kukira dirinya bisa mengerti. Apalagi ia pun sibuk dengan hobi, bukan berperan sebagai tukang penunggu dering HP. Apalagi sih, yang masih saja tiada hentinya Kaupermasalahkan?” 

“Impulsifkah?”

“Karena ia lari ke lelaki lain ketika cemburu? Bukankah ia mengatakan demi umur? Bukankah ia pun telah berjuang untuk menghindari pernikahan itu? Perjodohan memang unik sehingga aku jadi percaya adanya reinkarnasi nih. Bayangkan andaikan dulunya ia lelaki prajurit Raden Wijaya yang menipu pasukan Kubilai khan untuk menyerang Kediri dengan iming-iming wanita Jawa dan harta,lalu tentara tersebut dipukul mundur, sehingga dalam reinkarnasi yang kesekian ia baru berhasil mendapatkan janji bohongnya untuk menikahi wanita Jawa dan mendapatkan upeti? Makanya ia merasa bisnisnya rugi dengan suami abal-abalnya itu. Dianggap ujian juga boleh sih,ujian atas kupingnya yang tipis mudah panas sehingga nggak sanggup juga bergelar perawan tua setelah umur 50 tahun. Hehe, bergantung jalan waras mana yang dipilih sebagai solusi untuk waras.”

“Itu terserah masing-masing sih toh kita diberi tahu tentang ruh emang sedikit sehingga bisa dianggap misteri atau dilonggarkan dalam memaknai. Yang keberatan kan kalau ada reinkarnasi mengapa jumlah manusia semakin banyak? Padahal energi kan bisa berubah-ubah bentuk. Mau dari kucing menjadi manusia kek, terserah kan? Akan halnya surga neraka itu bermakna kiasan atau bukan, terserah yang bersangkutan. Hehe."

"Jadi, anggap saja impulsifnya dulu itu yang bermakna bias itu antara impulsif atau memang lari darimu demi umur,kan bisa diamati."

"Iya sih meskipun pengamatan tersebut baginya membuang waktu toh ia sudah menceritakan hal yang baginya sudah jujur tapi aku belum percaya."

***

Kembali Ben terkenang Maya. Ia merasa tengah curhat kepada sesama lelaki, kaummya yang tidak bisa takluk oleh bisikan iblis tapi luluh oleh wanita sehingga iblis dalam memerdayai manusia tidak sudi lagi melalui lelaki, tapi ia memilih pasukan andalannya yaitu wanita. Tapi tidak demikian dengan Maya. Maya begitu empatik meskipun jujur bahwa diri Ben seleranya banget. Akan tetapi, konflikku dengan pacarku baginya merupakan PR sastra yang masalah si tokoh selalu harus dicarikan solusi, bukan malah dilembiru alias yang usang dilempar diganti yang baru.

 Maya. Lelaki atau perempuankah dirinya? Tentu saja perempuan dalam KTP-nya meskipun logika dan perasaannya seimbang sehingga sangat mandiri tanpa tendensi. Masalah orang lain harus dicarikan solusi dan itu harga mati. Akan halnya daya tarikku dipinggirkan dulu. Ia percaya alam semesta akan menggantikan aku dengan lelaki lain. Lelaki yang semenarik diriku. Ia percaya itu. maka ia tenang dan sabar memberikan solusi kepadaku daripada merangsek memasuki kehidupanku, sebagai sosok lebih baik dan lebih layak dari pacarku. Sosok yang seharusnya dilembiru atau dilempar ke lautan saja untuk diganti yang baru. Ow my God!

"Tapi, Dick," lanjut Maya, "Lelaki pun sebetulnya sudah berjuang untuk tidak terbelenggu iblis dalam melepaskan nafsunya."

Lihat selengkapnya