Karenamu Kujatuh Cinta

Ayu Anggun
Chapter #7

#7 Teror Penggemar

Sofie menutup telepon dengan wajah kesal. Ini sudah yang kesekian kalinya ada telepon salah sambung yang membuat Sofie hampir naik darah. 

“Telepon itu lagi?” tanya Lydia. 

“Hmm. Kenapa banyak sekali telepon nyasar ke sini, sih?” gerutu Sofie jengkel. 

Belum selesai sampai di situ, ketika jam makan siang ada seorang kurir pesan antar sebuah rumah makan mengirimi Sofie sepuluh kotak makan siang lengkap. Sofie yang merasa tidak memesan makanan tersebut enggan menerimanya, tetapi kurir itu bilang kalau makanan tersebut belum dibayar. Mau tak mau Sofie yang harus membayarnya. Apalagi melihat si kurir terlihat sedih bercampur bingung. Seperti takut dimarahi atasannya. 

Hal ini sudah terjadi dari beberapa hari yang lalu. Selain bisa membuat Sofie bangkrut, hal ini juga membuat Sofie kesulitan melakukan pekerjaannya. Sofie bahkan merasa setiap orang yang dia lewati di jalan sedang memperhatikan sambil berbisik membicarakannya. 

Awalnya Sofie tidak peduli dengan keadaan aneh di sekitarnya, tetapi semakin lama dia menyadari kalau telah mengalami hari yang menjengkelkan ini sejak berita gosip itu diterbitkan. Bahkan beberapa tetangganya mengira Sofie menjadi pacar simpanan si artis karena seringnya dia pulang pagi. 

Seperti pagi ini, tanpa ada firasat buruk apa pun Sofie dengan semangat berangkat kerja. Seperti biasanya Sofie turun dari bus yang ditumpanginya di halte dekat hotel. Namun tiba-tiba seseorang menabraknya kencang tanpa meminta maaf. Ketika Sofie hendak menegur orang itu, seseorang melemparkan sebuah tikus putih kecil ke tubuhnya. 

“Aaaaarghhh!” Sofie menjerit keras dan berusaha membuang tikus yang menempel di pakaiannya. Belum hilang rasa kagetnya, ada segerombolan gadis remaja yang mengadangnya. Mereka semua menyiramkan berbagai macam jenis minuman yang mereka pegang. Alhasil tubuh Sofie basah kuyup dan beraroma seperti campuran cokelat, kopi dan teh. 

“Jadi ini perempuan yang menggoda Kak Rexa kita? Biasa saja! Apa bagusnya?” kata gadis remaja yang paling modis di antara yang lainnya dengan pongah. Sepertinya dialah ketua genknya. 

“Iya, tidak cocok!” sahut teman di sebelahnya. 

“Hei, Kak! Jangan cari sensasi! Kakak itu bukan levelnya Kak Rexa. Mending jauh-jauh, deh! Kalau berani menggoda Kak Rexa, kami tidak akan tinggal diam. Lihat saja nanti!” kata si gadis modis memberikan ultimatum dengan nada sinis dan galak. Lalu mereka pergi meninggalkan Sofie yang basah kuyup dan kotor begitu saja. 

“Apa?!” Sofie menatap tidak percaya pada segerombolan gadis muda yang baru saja pergi meninggalkannya. Sofie mendengkus jengkel sebelum berlari menuju hotel tempatnya bekerja. 

“Aiiish ... apa sih mau mereka? Siapa juga yang mau dekat dengan pria aneh itu!” gerutu Sofie sambil melintasi halaman parkir hotel kemudian masuk lewat pintu belakang. Sofie langsung menuju ruang loker karyawan dan bergegas membersihkan dirinya di toilet. Kemudian dia menelepon Sonya. 

“Ada apa, Sof?” tanya Sonya dari seberang saluran telepon. 

Lihat selengkapnya