"Baby, hari ini kita ada agenda untuk ngecek gedung, lho." Ethan melirik jam tangannya, "Iya masih 4 jam lagi, sih, tapi kamu yakin bisa dateng tepat waktu?"
"Iya sayang. Ini bentar doang, kok," suara Anna berusaha meyakinkan.
Ethan menimbang-nimbang, "Apa aku jemput aja? Nanti kita ke sana bareng. Dimana sih alamatnya?"
"Enggak perlu sayang. Aku bawa mobil, kok."
Ethan tidak bisa membantah keinginan Anna, maka Ia mengizinkan kekasihnya itu pergi ke Rumah Sakit Jiwa lagi.
Sebenarnya Ia sangat keberatan Anna mengunjungi sahabatnya kembali. Bahkan jika bisa Ia ingin melarang Anna untuk kembali berhubungan dengan Karen yang saat ini merupakan narapidana dan pasien rumah sakit jiwa. Ethan tidak ingin waktu Anna tersita untuk Karen.
Tetapi Ethan tidak mungkin mengatakan keinginannya itu. Ia mengerti bisa mengerti bahwa Karen sahabat baik Anna sewaktu di SMA dulu. Ethan bahkan masih ingat jelas bagaimana dulu Anna sangat sedih ketika sahabatnya itu menghilang tanpa kabar.
Sambungan telepon sudah ditutupi ketika tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangan Ethan. Tak lama seseorang yang dikenal Ethan sangat baik memasuki ruangan dengan sapaan ramah, bahkan terlihat sangat berlebihan.
"Ngapain lu cengengesan, gitu?" Ethan meletakkan ponselnya di atas meja dan menyambut Darrel ketus.
"Katanya lu mau gue temenin makan siang. Yuk lah! Udah lama juga gue nggak kulineran."
Darrel mengenyakkan tubuhnya di sandaran sofa Ethan. Bahkan sebelah kakinya tertumpu di paha kaki lainnya.
"Kapan gue bilang?" Ethan tidak ingat punya janji seperti yang disebutkan Darrel.
"Di group chat kemarin, dodol. Jangan bilang lu lupa! Jauh nih perjalanan gue." Darrel membidik vas bunga di atas meja untuk berjaga-jaga jika Ethan menolak ajakannya hari ini.
"Gue kan bilangnya nggak hari ini. Nggak nanya dulu sih, lu. Gue ada janji mau cek gedung sama Anna hari ini, bro."
Muka Darrel tiba-tiba bengong. "Seriusan lu?"
Ethan mengangguk. "Sana lu pulang. Lagi kesel nih gue. Lu nggak mau kan jadi pelampiasan gue."
"Lha?" Darrel jadi bingung. "Kenapa jadi lu yang kesel?" Ingin rasanya Ia lemparkan vas bunga di hadapannya ke Ethan sebagai bentuk kekesalannya.