KARMA EXPRESS

mahes.varaa
Chapter #14

BAB 14

Tadinya ... Asa hendak menghentikan mobil Paman dan Bibinya-Raksa dan Ratih yang diketahui oleh Asa menyerobot lampu merah karena ingin cepat pulang ke rumah untuk bertemu dengan Asa dan Mega. Tapi ... Asa benar-benar terkejut ketika menemukan mobil Paman dan Bibinya tidak melanggar lampu lalu lintas yang ada.

“Apa yang terjadi??? Bukankah mobil Paman dan Bibi harusnya menerobos lampu merah dan berakhir ditabrak oleh mobil lain? Kenapa begini??”

Di saat dirinya bingung dengan apa yang terjadi, Asa berputar untuk melihat ke arah pria bersetelan jas hitam yang berada di sudut jalanan dan berteriak meminta penjelasan dengan apa yang sedang terjadi. Apa yang terjadi?? Bukankah Paman membuat kesalahan? Kenapa sekarang apa yang aku lihat berbeda dengan apa yang aku ketahui??  

“Tunggu dan lihat saja!”

Asa membeku melihat kedua matanya menangkap dengan jelas gerakan bibir pria bersetelan jas hitam yang berada di jarak pandang yang cukup jauh darinya. Bagaimana aku bisa melihat gerakan bibirnya dari jarak sejauh ini??

Broom!

Di saat Asa sibuk bertanya-tanya bagaimana kedua matanya mampu menangkap gerakan bibir pria bersetelan jas hitam dari jarak yang cukup jauh, mobil Raksa dan Ratih melaju melewati Asa begitu saja. Mobil Raksa dan Ratih melaju dengan kecepatan sedang melewati jalan yang berada tepat di perempatan yang sepi dan bruaakkkk!!

Suara benturan keras terdengar di telinga Asa dan membuat Asa membeku melihat apa yang sedang terjadi.

Sreeeeeet! Braaaaak!!!

Tidak cukup dengan satu benturan saja, mobil Raksa dan Ratih didorong keras oleh mobil lawannya karena laju kencang mobil itu lebih besar daripada reaksi benturannya dengan mobil Raksa dan Ratih. Mobil itu terus mendorong mobil Raksa dan Ratih hingga akhirnya sisi lain mobil Raksa dan Ratih membentur tiang listrik di sudut jalan di mana pria bersetelan jas hitam menunggu dan melihat.

“Lihat! Kamu salah kan!!”

Tadinya ... Asa membeku dan tidak bisa bergerak melihat apa yang terjadi pada Raksa dan Ratih, tepat di hadapannya. Kalau bukan karena suara dari pria bersetelan jas hitam yang entah bagaimana sampai di telinganya, Asa tidak akan segera sadar dari syoknya melihat tabrakan mengerikan.

“Tidak!! Paman!!! Bibi!!!” Spontan Asa berlari ke arah mobil Raksa dan Ratih, dan berharap kali ini dirinya punya kesempatan untuk menyelamatkan keduanya. Air mata Asa berjatuhan karena tidak sanggup membayangkan keadaan Raksa dan Ratih saat ini. “Tidak, tidak!! Paman!! Bibi!! Aku akan segera datang dan menyelamatkan kalian!!”

“STOP!!"

Tapi sebelum sampai di dekat mobil Raksa dan Ratih untuk melihat keadaan keduanya, langkah kaki Asa dihentikan oleh pria bersetelan jas hitam yang menarik lengan Asa dalam sekejap.

“Lepas!! Aku harus-“ Asa berusaha melepaskan genggaman tangan pria bersetelan jas hitam yang menahan dirinya.

“Sudah kubilang, ini ingatan dan kenangan!! Kamu takkan mengubah apapun sekeras apapun usahamu!”

“Tapi-“

“Akan lebih baik jika kamu tidak melihatnya!”

Brak!!

Ketika Asa dan pria bersetelan jas hitam sedang berdebat, suara terdengar lagi. Tapi kali ini suara itu berasal dari mobil yang menabrak mobil.

Lihat selengkapnya