Apa ini?? Tirta bicara di dalam benaknya dengan sedikit kesal. Setelah mendengar cerita panjang dan berharap menemukan pria ‘aneh’ itu, jawaban yang aku dapatkan adalah pria itu adalah malaikat pencabut nyawa yang sedang mengambil wujud manusia dan sedang melakukan tugasnya??? Ini tidak bisa dipercaya!! Ini benar-benar tidak bisa dipercaya!! Dan lagi, siapa yang akan percaya??
Karena hari telah matahari bersiap untuk bersembunyi dan hari akan menjadi gelap, Tirta bersama dengan Ardan berpamitan pada Asa untuk pergi.
Apa-apaan cerita ini? Bagaimana aku bisa menjelaskannya dalam laporan nanti?? Tirta menghentikan langkah kakinya di depan ruang rawat Asa dan memukul dinding untuk melampiaskan rasa kesalnya. Buk!
“Pak??”
Tirta menoleh ke sampingnya dan menemukan Ardan yang berdiri di belakangnya terkejut dengan apa yang baru saja Tirta lakukan.
“Ya?”
“Bapak baik-baik saja?”
“Ya, aku hanya kesal saja. Pada akhirnya ... jawaban untuk pertanyaan di kepalaku tentang siapa pria aneh itu membawaku pada jalan buntu. Siapa yang akan percaya jika pria aneh itu adalah malaikat pencabut nyawa?? Aku sendiri saja masih tidak bisa percaya dengan cerita itu. Tapi mengingat keanehan dalam video itu, Asa dan enam penumpang lain yang selamat dan hubungan antara Asa dan lima penumpang itu, pikiranku tidak mampu menyangkal kemungkinan itu.”
“Jika Bapak bertanya pendapat, saya juga akan mengatakan hal yang sama, Pak. Tapi, ada sesuatu yang lebih penting yang harus saya sampaikan.”
“Apa?”
“Enam penumpang lain yang selamat, juga telah sadarkan diri, Pak.”
Secercah harapan muncul dalam dua bola mata Tirta. Mungkin ... aku akan menemukan cerita yang lebih masuk akal dari enam orang lainnya. “Baiklah ... besok kita akan meminta keterangan dari mereka. Cukup kita berdua, kau dan aku saja, Ardan.”
“Apa karena-“
“Ya, aku hanya berjaga-jaga jika cerita mereka akan sama persis dengan cerita Asa. Jika hal itu terjadi dan banyak orang mengetahuinya, maka masalah akan muncul nantinya. Akan lebih baik jika hanya kita berdua saja yang tahu, Ardan!” jelas Tirta.
“Lalu bagaimana jika keterangan enam orang lainnya tidak beda jauh dengan keterangan Asa?” tanya Ardan.
“Aku akan memutuskannya nanti setelah mendengar keterangan semua orang secara lengkap.”