Karma Si Gundik

Vivi Barbara
Chapter #3

Part 3 : Gunawan Terluka

Dita segera berlari ke ruangan Gunawan memberi pertolongan. Tatjana tak bercanda, ia benar-benar memukul kepala Gunawan hingga berdarah. Dita bergidik ngeri tak menyangka Tatjana tega melakukan semua ini pada papinya. 

Kelakuan minus Gunawan sudah menjadi rahasia umum di TA. Dita sendiri juga pernah menjadi korban pelecehan Gunawan. Jika tak ingat ia tulang punggung keluarga mungkin Dita sudah memutuskan resign. Ia mensyukuri keadaan Gunawan yang tak berdaya seperti ini. Biar tahu rasa ! Sesekali buaya darat seperti Gunawan diberi hadiah bogem mentah seperti ini. Setidaknya Tatjana sudah mewakilkan dirinya untuk menghajar Gunawan. 

Gunawan memang pantas diberi pelajaran. Mata suka jelalatan dan pikirannya tak jauh dari selangkangan. Hampir semua pegawai cewek di TA menjadi korban kenakalan Gunawan. Minimal korban grepe-grepe. Gunawan tak ingat umur. Ia bisa pusing jika tak menggoda perempuan. Sifat genit sudah menjadi ciri khas seorang Gunawan.

"Bapak tidak apa-apa?" Dita basa-basi busuk sok khawatir dengan keadaan Gunawan.

Gunawan meringis menahan nyeri. Tangannya bermandikan darah dan matanya berkunang-kunang. Gunawan tak hentinya menyumpahi Tatjana karena telah melukainya. Gunawan bersumpah akan memberi pelajaran pada Tatjana setelah sembuh.

Dita sedikit panik. Ia takut Gunawan mati. Jika Gunawan mati ia akan menjadi saksi. Dita tak mau jadi saksi andai Gunawan mati karena resikonya sangat besar. Bisa jadi ia akan dituduh sebagai tersangka karena menemukan Gunawan pertama kali.

Walau sudah sering dizalimi Gunawan, namun Dita yang berhati baik tak tega melihat kondisi Gunawan yang mengenaskan seperti ini. Darah segar tak berhenti meluncur dari pelipis Gunawan. Jiwa kemanusiaan Dita terpanggil. Ternyata ia tak tega melihat Gunawan terluka.

"Pak. Saya panggil dokter ya Pak. Bertahanlah Pak. " Dita beranjak keluar ruangan seraya berlari.

"Please......bantu bawa dokter kesini. Pak Gunawan terluka. Kepala beliau berdarah." Dita panik menelpon bagian umum untuk memanggil dokter. Sikap panik dan gusar Dita menjadi perhatian karyawan lain.

"Lo kenapa Ta?" Tanya Ana curiga melihat ekspresi panik di wajah Dita.

"Ba-pak gue.........." Dita bicara terbata-bata. Dita heran sikapnya berubah panik. Bukankah tadi ia mensyukuri keadaan Gunawan? Kenapa sekarang ia malah khawatir?

"Lo tenang dulu dech. Ngomong pelan-pelan." Ana berusaha menenangkan Dita.

Dita mendengarkan ucapan Ana. Ia berusaha menyusun kata-kata untuk bicara. "Ba-pak gue habis berantem sama anaknya." Dita cerita perlahan-lahan

"Trus????" Ana memotong pembicaraan Dita.

"Lo bisa diam dulu ga?" Dita menghardik Ana. 

Ana menutup mulutnya karena kaget dihardik oleh Dita. Seorang Dita bisa galak juga.

"Bapak gue berantem sama Tatjana. Pas Tatjana datang udah kayak tentara mau perang. Dan lo tahu apa yang terjadi sama Bapak gue? Tatjana pukul Bapaknya pake asbak kaca sampai kepalanya berdarah."

"What ????" Bibir Ana monyong lima senti seakan tak percaya ucapan Dita. 

Masa seorang Tatjana bisa bersikap bar-bar? Pegawai TA tahu siapa Tatjana karena mantan pramugari TA. Tatjana mengundurkan diri karena malu dengan sifat genit Gunawan. Gunawan sering berbuat affair dengan pegawai wanita. Tatjana muak, memutuskan resign dan minggat dari rumah.

"Lo udah panggil dokter?" Tanya Ana penuh selidik.

"Sudah."

Dokter segera datang menolong Gunawan. Dokter membawa Gunawan ke rumah sakit karena kepala lelaki itu harus dijahit. Masalah Gunawan bertengkar hebat dengan Tatjana hingga terluka menjadi buah bibir di TA. Berita cepat menyebar dari mulut ke mulut. Awalnya Ana yang bercerita dan beritanya tersebar ke seluruh kantor TA dari Sabang sampai Merauke. 

Karyawan TA bukannya simpati mereka malah senang dan memuji Tatjana. Lelaki zolim seperti Gunawan layak diperlakukan seperti ini. Kelakuannya tidak bermoral dan menyalah gunakan jabatannya. 

Tatjana malah dapat apresiasi dari karyawan. Semenjak Gunawan menjadi dirut ritme kerja di TA sudah tak manusiawi dan manajemen sesuka hati membuat aturan. Manajemen tak lagi kerja sesuai SOP. Banyak karyawan jadi penjilat agar posisi mereka aman. Mereka kadang menjatuhkan satu sama lain di depan Gunawan.

Siapa yang menjilat dipastikan memiliki jabatan dan cepat promosi. Asal Bos Senang ( ABS ) mereka dapat mengincar posisi yang mereka mau. Dulu Gunawan bermain mata dengan beberapa karyawan namun semenjak Rara berhasil menaklukan lelaki itu hanya Rara yang dikencani Gunawan.

Rara mendapatkan posisi penting di hati Gunawan. Bahkan gundik itu bersikap otoriter karena Gunawan mendukungnya. Rara bahkan bisa memilih rekan kerja untuk terbang.

Sifat Rara sangat arogan dan berkuasa layaknya Gunawan. Ia bahkan menyombongkan diri pada semua karyawan. Gunawan bertekuk lutut padanya. Rara pernah bersikap arogan karena merasa tidak dihargai oleh pilot. Gara-gara itu sang pilot dimutasi dan tak diberi jadwal terbang. Semua itu terjadi karena pengaduan Rara. Perselingkuhan Rara dan Gunawan sudah menjadi rahasia umum di TA. Rara bahkan tidak malu mengaku sebagai gundik Gunawan.

Lihat selengkapnya