Karma Si Gundik

Vivi Barbara
Chapter #5

Part 5 : Kemarahan Tatjana

Tatjana menuju rumah sakit menemui Irma dan Tita setelah menghajar Gunawan. Sepanjang perjalanan air mata Tatjana tak henti mengalir dari kedua matanya. Ia tak habis pikir kenapa rumah tangga kedua orang tuanya berantakan seperti ini. Sebagai anak, Tatjana berharap pernikahan orang tuanya awet hingga maut memisahkan. Hanya ada papi, mami, ia dan Tita.

Tatjana mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah sakit. Sebagai CEO More Games Tatjana sebenarnya memiliki sopir pribadi namun karena ada urusan keluarga ia menyetir sendiri.

Keluarganya tak tahu jika Tatjana seorang CEO. Semenjak kecil Tatjana sangat tertarik dengan hal yang berbau komputer sehingga ia memiliki ilmu IT secara otodidak. Dari kecil hingga dewasa Tatjana selalu diatur oleh Gunawan. Dimana ia akan sekolah, ia harus jadi apa. Tatjana dan Tita tumbuh dibawah tekanan Gunawan. Sang papi sangat otoriter dan tak suka dibantah. Menjadi pramugari bukanlah keinginannya. Ia terpaksa menjadi seorang pramugari karena keinginan Gunawan dan permintaan Irma.

Tatjana memarkirkan mobilnya. Gadis cantik nan imut itu segera menuju ruang perawatan maminya.

Tatjana membuka pintu. Terlihat Irma dan Tita sedang mengobrol dengan deraian air mata. Irma sudah tak tahan dan tak kuat menjadi istri Gunawan. Suaminya sudah tak bisa dipertahankan. Kesabaran Irma sudah diambang batas. Ia sudah tak sanggup menjalani biduk rumah tangga dengan Gunawan.

Irma melihat kedatangan Tatjana. "Kak." Irma memanggil Tatjana lirih. Mata Irma berkaca-kaca menyambut Tatjana.

Tatjana berlari mendekati Irma dan memeluknya. Tangis Tatjana pecah melihat kondisi lemah dan wajah pucat mami. Tak hanya itu mata Irma sembab dan bengkak karena menangis. Istri mana yang tidak sedih dan kecewa jika sang suami memukulnya karena membela selingkuhannya. 

"Mi. Kenapa bisa jadi seperti ini?" Tatjana bertanya seraya mengecup kening Irma.

"Mami juga ga tahu kak. Wanita itu datang ke rumah mencari papi dan dia mengancam mami. Dia akan menyebarkan foto dan video syurnya bareng Papi." Irma bicara terbata bata.

"Kak jangan tinggalin mami sama Tita. Saat ini mami butuh kalian berdua. Hanya kalian tempat mami bersandar. Kalianlah penguat mami."

Tatjana menyentuh kedua pipi Irma. "Aku janji ga bakalan tinggalin kalian lagi. Maafkan keegoisan aku pergi dari rumah. Mulai hari ini kita akan tinggal bersama. Aku akan ada untuk mami dan Tita."

"Jadi lo mutusin balik ke rumah kak?" Tita menatap Tatjana lekat. Tatjana menggeleng.

"Kalo ga balik ke rumah kita tinggal dimana kak?" 

"Kita tinggal di apartemen gue."

Irma kaget Tatjana memiliki apartemen. Darimana Tatjana punya uang membeli apartemen? Setahu Irma setelah resign dari TA Tatjana tidak memiliki pekerjaan dan tak memiliki banyak uang di rekening untuk membeli sebuah apartemen.

"Kamu sewa apartemen kak?" Irma bertanya dengan hati-hati takut menyinggung perasaan Tatjana.

"Punya aku sendiri Mi."

"Sebagai orang tua. Bolehkah mami bertanya darimana kamu punya uang untuk membeli apartemen? Mami ga mau kamu salah jalan kak."

Tatjana tersenyum menatap sang mami."Alhamdulilah aku ga salah jalan Mi. Sudah saatnya kalian tahu apa yang aku kerjakan diluar sana setelah pergi dari rumah."

"Lo gak jadi sugar baby kan kak?" Tanya Tita memotong pembicaraan Tatjana.

Sugar baby adalah istilah untuk perempuan muda yang menjadi simpanan dari lelaki yang sudah beristri. Dimana laki-laki tersebut memberikan fasilitas dan materi yang melimpah untuk si wanita.

"Kalo gue jadi sugar baby ga jauh beda gue ma gundik papi. Gue wanita terhormat. Mami dan Tita tahu kalo aku jago IT. Aku dan Dion bikin perusahaan aplikasi games. More Games adalah perusahaan kami berdua. Kami berdua CEO More Games."

"Jadi lo salah satu CEO misterius dari games ternama itu?" tanya Tita dengan mata membola. Ia seakan tak percaya kakaknya bisa sehebat itu.

Bukan hanya Tita yang kaget dan tak percaya. Irma juga merasakan hal yang sama. Perasaannya campur aduk antara bangga, kaget, dan takjub. Putri sulungnya bisa sukses tanpa bantuannya.

Mengingat kata 'gundik' wajah Irma mendadak mendung. Ingatan dilabrak Rara dan dipukul Gunawan berputar di memorinya. Entah apa yang diberikan Rara pada Gunawan hingga sang suami gelap mata dan tega memukulnya. Bahkan ketika Rara memukulnya Gunawan hanya diam dan meninggalkannya.

Istri mana yang tak terluka dan sakit hati diperlakukan seperti itu. Irma kembali menangis melepaskan sesak di dadanya.

"Mi jangan pernah tangisi lelaki tua itu. Mulai sekarang lupakan dia dan anggap dia tak pernah ada," ucap Tatjana menenangkan Irma.

"Kak. Mami mau cerai sama papi. Mami udah ga kuat kak. Mami lelah dan capek dengan semua ini." Irma menyerah dengan pernikahannya. 

Selama ini Irma sudah berusaha mempertahankan pernikahannya walau sering dikhianati. Irma juga manusia biasa yang memiliki hati dan perasaan. Kejadian tadi menyadarkannya bahwa pernikahannya sudah tak sehat dan tak bisa dipertahankan lagi.

"Mami akan cerai sama papi tapi bukan sekarang," kata Tatjana menyulut emosi Tita.

"Lo gimana sich kak? Kemaren- kemaren lo maksa mami buat cerai sama papi. Maminya udah mau lo bilang bukan sekarang. Plin plan banget jadi orang." Tita memprotes Tatjana.

"Mami akan cerai ketika karier papi sudah hancur. Disaat papi terpuruk mami minta cerai. Biar lelaki tua itu sadar saat dia bukan siapa-siapa lagi tak ada keluarga disampingnya," ucap Tatjana berapi-api.

"Maksud kamu apa kak? Jangan bilang kamu akan menghancurkan papi? Sejahat apa pun papi dia tetap ayah kamu. Darah lebih kental daripada air. Biar Allah yang membalas semua perbuatan papi. Mami ikhlas kak. Mungkin ini takdir mami."

"Tunggu pembalasan Tuhan lama banget mi. Biarlah aku berikthiar membalas semua perbuatan papi sama mami. Jika terus dibiarkan papi semakin menjadi jadi. Sudah terlalu banyak orang yang disakiti dan dizalimi papi. Gundik itu hanya selingkuhan, bangga dan sok berkuasa."

"Aku setuju dengan pendapat kakak. Aku udah muak liat papi dan aku sakit hati banget sama gundik itu. Masa dia lebih berkuasa daripada Mami. Aku seribu persen setuju kakak memberi pelajaran buat papi dan gundik itu." Tita menyetujui ide gila Tatjana.

"Tadi aku mampir ke kantor papi sebelum kesini. Aku sudah peringatkan papi sayangnya papi menabuhkan genderang perang denganku. Kami bertengkar hebat. Maafkan aku telah menyakiti suami mami."

"Apa yang lo lakukan kak?" Tita kepo.

"Gue tadi ditampar papi dan gue mukul kepala papi pake asbak rokok. Papi babak belur kayak mami dan mungkin dirawat di rumah sakit."

Irma dan Tita shock. Mulut mereka menganga. Seorang Tatjana Putri Gunawan bisa barbar? Dimana kelembutan dan keramahannya selama ini? Satu hal yang disadari Irma jika anak sulungnya telah berubah dan bukan gadis lemah seperti dulu.

Dering Iphone Tatjana memekakkan telinga. Tatjana segera mengangkat panggilan si penelpon. 

Si penelpon melaporkan bahwa Rara berada di rumah sakit menemani Gunawan. Tatjana tertawa jahat setelah menerima laporan. Senyum terukir dari bibirnya.

Lihat selengkapnya