Tatjana mendapat laporan dari Tita kartu kredit dan ATM Irma diblokir. Tita juga memberi tahu bahwa Gunawan dan Rara berada di Jerman. Tita menceritakan semuanya. Tatjana semakin geram dan tak sabar untuk menghajar Gunawan dan Rara.
"Mi aku boleh tanya?" Tatjana menggenggam kedua tangan Irma. Mereka berada di rumah. Semenjak insiden berdarah Rara datang ke rumah melabrak Irma, mereka tinggal di apartemen Tatjana. Karena Gunawan berada di Jerman mereka kembali ke rumah. Mengenang masa-masa bahagia mereka sebelum Gunawan berselingkuh.
"Tanya apa kak?"
"Mami tahu dimana papi menyimpan aset-asetnya seperti sertifikat rumah, perhiasan dan lainnya?"
"Mami ga tahu kak. Selama ini mami cuma terima uang belanja dari papi. Kalo perhiasan yang ada punya mami. Kalo punya papi ,mami ga tahu."
"Apa papi nyimpan semua asetnya di bank?"
"Save deposit box (SDB) maksud lo kak?" Tita bersuara.
"Bisa jadi." Tatjana mengangguk.
"Mami rasa ga mungkin pake SDB. Jika yang kakak katakan papi korupsi, kalo taruh semua hartanya di bank pasti bakal kelacak sama PPATK."
"Mami kalo SDB ga bakal kelacak sama PPATK. Pihak bank ga akan melaporkan karena pihak bank sendiri tidak tahu apa yang disimpan nasabah di SDB. Bank hanya penyedia layanan. Beda sama tabungan, deposito, giro dan kredit baru ada pelaporan ke BI, OJK dan PPATK." Tita menjelaskan panjang lebar. Tita pernah magang di sebuah bank makanya ia tahu.
"Berkaca dari kasus Gayus Tambunan. Dia mencuci uangnya melalui SDB. Bayangkan kunci SDB disimpan di SDB lain. Dalam SDB yang terakhir baru ditemukan surat-surat berharga bukti pencucian uang dia." Tita menambahkan penjelasannya.
"Rasa mami, papi ga taruh di bank. Feeling mami, papi bikin SDB dalam rumah saja. Soalnya waktu kalian kecil papi pernah bawa tukang buat bikin sesuatu di rumah. Cuma mami ga tahu papi bikin apa. Saat mami tanya papi cuma bilang kalo perbaiki plafon yang bocor. Abis bilang gitu mami ga tanya lagi."
"Mami ingat tukang kerja dimana aja?" Tatjana antusias dan bernafsu menemukan tempat penyimpanan harta Gunawan.
"Seingat mami ruang kerja di lantai dua. Kamar kalian, kamar kami."
"Ayo kita bergegas ke kamar. Aku rasa ada tempat rahasia di kamar kita kak. Gue berasa jadi detektif dadakan. Jadi ingat cerita detektif conan," kata Tita antusias.
"Dasar korban komik," ucap Tatjana mencibir sang adik. Tita bukannya marah malah nyengir.
"Kita ga punya banyak waktu. Mumpung papi sedang ga ada dirumah kita beraksi," kata Irma tak kalah antusias.
Mereka bertiga ke kamar Tatjana. Setelah melakukan pengecekan sekeliling kamar mereka tak menemukan apa-apa. Tak ada yang mencurigakan. Mereka menghentakkan kaki ke lantai wujud kekecewaan. Mereka ke kamar Tita.
Tita feeling jika tempat rahasia Gunawan ada dibalik lukisan pemandangan alam yang ada di kamarnya. Ketika lukisan diturunkan hanya ada dinding biasa. Tak ada apa-apa. Tita juga menggeser meja belajar dan lemarinya. Namun hasilnya tetap sama. Tak ada petunjuk apa pun.
"Enggak ada apa-apa kak. Dimana papi menyimpan surat berharganya? Kenapa mami jadi istri bego banget ya? Hal seperti ini aja ga tahu. Salah mami juga gak pernah tanya darimana papi mendapatkan semua hartanya." Irma menyesali kesalahannya tak mau tahu darimana sumber suaminya memberi nafkah. Setahu Irma nafkah yang ia terima merupakan gaji Gunawan sebagai pegawai TA.
"Mami ga salah. Mami hanya lugu dan terlalu fokus mengurus kami berdua," kata Tatjana bak penyejuk bagi Irma.
Irma lega anaknya tak menganggap dirinya istri dan ibu yang bodoh.
"Coba kita liat ke ruang kerja papi. Seingat mami tukang paling lama kerja disana." Irma mengajak kedua putrinya ke ruang kerja Gunawan.
Ruang kerja Gunawan cukup luas. Ukurannya 20 x 15 meter. Untuk ukuran ruang kerja di rumah, ruangannya sangat luas lebih luas dari rumah minimalis yang dijual developer. Di dalam ruangan itu tersedia sofa panjang untuk tamu duduk. Satu meja kerja dan perpustakaan mini. Berbagai buku ada disana. Buku ekonomi, pendidikan, ilmu filsafat dan novel. Gunawan seorang kutu buku. Ia sering menghabiskan waktu membaca di ruang kerjanya. Ada kamar mandi dan tempat tidur. Jika bertengkar dengan Irma, Gunawan tidur disini.
"Yakin mi tukang paling lama kerja disini?" Tatjana meragukan ucapan Irma.
"Benar kak. Mami ingat banget. Demi Allah mami ga lupa kak." Irma mengacungkan jarinya membentuk huruf V.
Tatjana tersenyum menatap sang mami,"Enggak perlu sumpah segala mami. Aku percaya kok sama mami. Cuma aku lagi bingung mencari tempat rahasia papi. Kalo dilihat sekilas ga ada yang mencurigakan disini." Tatjana menelisik satu persatu rak buku. Tak ada yang mencurigakan dibalik buku seperti film-film detektif yang pernah ia tonton.
Tita menelisik ruangan kerja Gunawan bak detektif conan. Otaknya berpikir keras dimana ruangan rahasia Gunawan. Tita berjalan menuju tempat tidur dan kamar mandi. Kamar mandi tak ada hal mencurigakan. Sepertinya mereka tak berhasil menemukan ruangan rahasia Gunawan. Tita membuang napas kasar. Misi mereka gagal. Tita merebahkan diri di ranjang. Ia melompat ke ranjang. Tekanan dari tubuh Tita tanpa sadar memencet tombol rahasia dari ranjang.
Ranjang itu bergeser secara otomatis. Tita berteriak histeris karena ranjang bergerak sendiri dan menyandar ke dinding. Tita terlempar dari ranjang. Teriakan Tita menarik perhatian Irma dan Tatjana.
"Ada apa Tita?" Tanya Irma khawatir.