Karma Si Gundik

Vivi Barbara
Chapter #12

Part 12 : Pertemuan Mantan Direksi

 Enam orang mantan direksi Titanium Air melakukan pertemuan di Bali. Mereka mengadakan rapat di Samabe Bali Resort and Villas membahas pemecatan dan skandal barang selundupan mereka. Mereka tidak habis pikir kenapa informasi emas dan motor harley bisa bocor. Mereka sudah lama melakukan penyelundupan dan tak pernah tercium pihak bea cukai.

"Aku rasa yang membocorkan informasi ini masih pegawai TA atau para pesaing kita yang tidak terpilih jadi direksi," kata Hengki, mantan direktur human capital.

Hengki meneguk wine dan mengedarkan pandangan pada kelima mantan direksi. Tatapan matanya mengisyaratkan kebencian dan dendam.

Hengki marah dan membenci penyebar pesan pada bea cukai. Gara-gara pesan itu aksi penyelundupan yang selama ini mereka lakukan terbongkar dan mereka berenam didepak komisaris dan pemegang saham. Mereka turun tahta, tidak memiliki kekuasaan dan dipandang sebelah mata. Efek kasus penyelundupan TA ruang gerak mereka menjadi sempit.

Keluarga mereka jadi bulan-bulan media dan rumah tangga mereka berantakan. Akun twitter @kupastuntassss juga membongkar perselingkuhan mereka, membongkar identitas para pramugari selingkuhan mereka, mengupload foto dan video perselingkuhan. Mereka berenam jadi sasaran empuk netizen dan mendapatkan sumpah serapah masyarakat Indonesia. Anak-anak mereka malu mengakui mereka ayah karena sudah tak ada muka di kampus dan sekolah karena perselingkuhan mereka.

Hengki sendiri harus terusir dari rumah. Istri dan kedua anaknya mengusirnya dan sang istri mengajukan gugatan cerai. Seluruh hartanya dirampas sang istri. Sang anak bahkan menyumpahi dan tak mengakuinya sebagai ayah. Hal ini membuat Hengki tersiksa dibenci oleh anaknya sendiri.

Kasus Arman lain lagi. Mantan direktur Niaga dan Kargo mengalami nasib tak kalah apes. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sejak kasus penyelundupan dan perselingkuhannya terkuak. Sang selir alias selingkuhan mencampakkannya dan tak mau berhubungan dengannya karena Arman sudah tidak memiliki jabatan dan kekuasaan. Sang pramugari bahkan menghinanya. Selama ini ia mau jadi selingkuhan Arman karena uang dan kekuasaan Arman. Tak cukup sampai disitu keluarga sang istri datang melabraknya dan menghajarnya. Mertuanya yang notabene seorang pengusaha kaya di Singapura membawa istri dan anak-anaknya. Arman tak diberi akses untuk bertemu anak dan istri. Beberapa hari yang lalu ia mendapatkan surat cerai dari pengadilan.

Irsyad, mantan wakil direktur keuangan dan manajemen resiko lebih beruntung dari Hengki dan Arman. Istri dan ketiga anaknya memaafkan kesalahannya dan menerima Irsyad kembali dengan syarat harus bertobat dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Irsyad pun berubah dan banyak mengambil hikmah dari semua masalah yang menimpanya. Irsyad benar-benar bertobat dan mendekatkan diri pada Tuhan. Ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan keluarganya. Ia tak ingin hidup sebatang kara tatkala usia sudah senja. Kedatangan Irsyad hanya untuk menyadarkan para sahabatnya untuk kembali ke jalan yang benar. Apa nanti ucapannya di dengar atau tidak Irsyad tak mau ambil pusing yang penting Irsyad sudah berusaha.

Sementara itu Tama, mantan wakil direktur dan Sigit, mantan direktur layanan, pengembangan usaha dan teknologi informasi tak mengalami nasib apes seperti Arman dan Hengki. Mereka memegang penuh kendali rumah tangga. Mereka otoriter dan seenaknya seperti Gunawan. Jika istri mereka menggugat cerai, mereka tak segan berbuat kejam tak memberi nafkah pada anak istri. Istri Tama dan Sigit hanyalah ibu rumah tangga. Mereka berfoya-foya menghabiskan uang yang diberikan suami. Jika salah satu dari mereka menggugat cerai, mereka akan jatuh miskin karena Tama dan Sigit lelaki kejam yang tak punya perasaan. Mereka berdua tak segan untuk menendang istri-istri mereka dan menggantikan posisi mereka dengan wanita lain. Tama dan Sigit juga tak terima dengan pemecatan mereka.

"Terus apa rencana kita? Jujur saja saya tidak terima didepak seperti ini. Biang keladi dari semua masalah kita pengirim pesan misterius pada bea cukai dan wartawan. Kita tidak bisa tinggal diam. Kita tidak bisa mengontrol media. Mereka memburu informasi tentang kita." Tama mengepalkan tangannya karena kesal. Ia melampiaskan kekesalannya dengan memukul meja.

"Asalkan kalian tahu. Saya mau menguliti si pengirim pesan sialan itu. Jika perlu wartawan julit saya tembak satu persatu biar mampus dan ga bisa cari berita lagi. Mereka benar-benar meresahkan," kata Gunawan sambil menerawang.

"Lalu langkah apa yang akan kita ambil?" Kata Hengki seraya mengulas senyum licik.

"Menurut saya. Kita harus bayar ahli IT untuk melacak siapa pengirim pesan misterius itu dan saya yakin akun Twitter @kupastuntassss adminnya orang yang sama dengan pengirim pesan misterius itu. Kita harus menghabisi admin akun itu terlebih dahulu. Saya rasa dia juga memegang kartu truf kita yang lain."

"Apa maksud anda Pak Hengki?" Gunawan meradang dan tak pernah berpikiran hingga kesana.

"Kartu truf kita yang lain?" Sontak semua yang ada dalam ruangan itu heboh. Terlalu banyak penyimpangan yang mereka lakukan selama menjadi direksi hingga lupa kartu truf yang mana dimaksud Hengki. Mereka menjadikan Titanium Air perusahaan milik nenek moyang mereka. Mereka berbuat sesuka hati dan korupsi.

"Kalian jangan lupa skandal kita banyak. Pembenci kita juga banyak. Kita otoriter selama menjabat dan menjadikan para pramugari sebagai pemuas seks, kalian pikir dari ribuan pramugari yang kita paksa melayani kita tak memiliki dendam? Pasti punya. Para pesaing kita yang tak pernah terpilih jadi direksi bisa jadi mencari celah menjatuhkan kita. Lawan kita tidak main-main. Bukan lagi gajah melawan semut. Ini perang besar. Lawan kita memiliki media. Jika kita punya media kita akan kuasai dunia. Apa Bapak-bapak semua tidak ingat slogan itu? Kasus suap pengadaan pesawat Airbus Neo, trus pembelian pesawat rusak sehingga menewaskan ratusan penumpang beberapa tahun yang lalu dan rentetan kasus lainnya." Irsyad buka suara dan menyuarakan fakta yang selama ini dirahasiakan. Mengingat semua dosa-dosanya Irsyad merasa bersalah dan ingin menebus semua dosa-dosanya sebelum malaikat maut menjemputnya. Ia tak mau mati mendadak seperti aktor Ashraf Sinclair sebelum bertobat.

"Pak Irsyad. Anda jangan ungkitnya masalah itu." Tama geram kejahatan mereka diungkit dan tak mau disudutkan sebagai pembunuh.

"Saya ga ungkit Pak jika Pak Hengki tidak membahas kartu truf. Saya hanya menyampaikan fakta. Jelas akun anonim itu dalang dibalik semua kasus yang menimpa kita. Apa yang kita tanam itu yang akan kita tuai. Selama ini kita berbuat kejahatan dan ini waktunya kita menuai kejahatan yang kita lakukan. Saya bukannya sok suci, cuma saya rasional. Ini yang kita hadapi sekarang," nada bicara Irsyad tinggi karena ia terpancing Tama.

Lihat selengkapnya