Tita tersenyum puas membaca berita online. Berita penyelundupan dan perselingkuhan Gunawan menjadi trending topik. Perselingkuhan Gunawan dan Rara digoreng media habishabisan. Media bahkan membongkar sepak terjang Rara sebelum bekerja di TA dan membeberkan foto masa lalu Rara sebelum oplas.
Tita tersenyum puas karena wanita sialan itu mendapatkan karma dan sanksi sosial dari masyarakat. Seperti kejadian yang sering terjadi, ketika sebuah perselingkuhan terungkap pasti wanita selingkuhan yang paling disalahkan dan dihujat masyarakat.
Tita bersenandung bahagia. Akhirnya Rara mendapatkan karma atas perbuatannya. Apa yang kita tanam itu yang akan kita tuai. Sekarang Rara sudah memetik hasil yang ia tanam. Kebencian, hujatan dan kemarahan masyarakat.
Mata Tita terbelalak melihat update terbaru sebuah media online @lambe_pedasssss. Media itu meng-upload video Rara yang disiram air comberan oleh seorang ibu-ibu di bandara Bali. Caption-nya pun tak kalah menarik, seolah mengompori.
“HAJAR MBAK. KAMI TIDAK SUKA PERDAMAIAN.CERITANYA SI MBAK
MEWAKILI BARISAN ISTRI SAH MENYIRAM GUNDIK RARA PAKE AIR COMBERAN. KASIAN SICH CUMA YA MO GIMANA. GUNDIK ITU PANTAS
MENDAPATKANNYA KARENA SUDAH JADI DURI DALAM RUMAH TANGGA ORANG LAIN. HAJAR MBAK JANGAN KASIH KENDOR. RAKYAT INDONESIA SUKA
KERIBUTAN.”
Tita berlari ke dapur mencari Irma yang sedang memasak. Tita tak sabar memperlihatkan video Rara disiram air comberan.
"Mami, mami," panggil Tita histeris.
Irma yang sedang asik memasak semur ayam terusik dengan teriakan Tita. Ia mematikan kompor takut masakannya gosong.
"Kenapa dek? Mami disini aja kok. Ga perlu teriak-teriak gitu."
"Mami liat ini!" Tita menyodorkan smartphone pada Irma dan memutar video Rara yang disiram air comberan oleh seorang wanita
Reaksi Irma setelah melihat video itu kaget dan tak percaya. Rasa sakit hatinya sedikit terobati karena Rara mendapatkan karma yang cukup memalukan. Bagaimana tidak memalukan, Rara mendapat sanksi sosial dari seluruh rakyat Indonesia. Aibnya dibongkar dan masa lalunya diungkap ke publik. Ia dihina dan dicaci maki, bahkan kedua orang tuanya ikut dihina karena tidak bisa mendidik anak dengan baik. Ini hal yang tidak mudah untuk Rara. Ia di bully dan frustasi. Semua kesalahan dilimpahkan padanya. Jika Rara tak kuat iman, bisa jadi ia bunuh diri. Tekanan yang ia terima sangat berat.
Terbersit rasa iba di hati Irma melihat kehidupan Rara sekarang. Wanita yang telah merusak rumah tangganya telah mendapatkan karma atas perbuatannya, walau bukan melalui tangannya. Tuhan telah menunjukkan caranya membalas kezaliman seseorang. Jika kita bersabar terhadap orang yang zalim, maka Tuhan akan membalas dengan caranya. Kita hanya perlu berserah diri pada Tuhan dan percaya bahwa setelah hujan akan ada pelangi, akan ada senyuman setelah tangisan.
Irma meyakini segala sesuatu yang terjadi pada hidupnya itu adalah sesuatu yang dikehendaki Tuhan untuk terjadi. Sebagai hamba Tuhan yang taat ia meyakini apa yang terjadi dalam hidupnya ketentuan Tuhan yang harus ia jalani. Sebagai hamba ia hanya bersabar dan berserah diri atas semua yang terjadi. Semenjak kejadian menimpa rumah tangganya Irma lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan rajin beribadah.
Siapa yang bersabar, memaafkan, dan membuat kebaikan maka ialah yang mendapat pahala besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Firman Allah dalam surat Al-Syura ayat 40 yang artinya :
' Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.'
"Ya ampun dek kasian banget si Rara," ucap Irma setelah melihat video Rara sampai tuntas. Ia mengembalikan smartphone Tita.
"Kok mami kasian sich?" Protes Tita tak sependapat dengan Irma. Seharusnya Irma bahagia dan bersyukur melihat keadaan Rara. Wanita itu pantas mendapatkannya setelah apa yang diperbuatnya pada sang mami.
"Kasian dia dibully se-Indonesia. Kalo dia ga kuat iman bisa bunuh diri. Bullying seperti ini lebih parah daripada pukulannya kak Tatjana kemaren. Saat kak Tatjana mukul dia, yang sakit hanya tubuh dia. Kalo ini hati dan perasaannya sakit. Kelakuan dia diketahui masyarakat Indonesia dan dia dipermalukan. Kehidupan dia ga bebas, masa lalunya diungkap ke publik sama media. Dia dikuliti habis-habisan. Sulit jadi dia karena dibully masyarakat. Hidup ga tenang, yang ada hanya cacian dan makian. Dia dikucilkan. Image dia udah jelek. Apa pun kebaikan dia nanti di masa akan datang orang-orang tetap mengingat hal buruk tentang dia. Bisa-bisa dia stress lalu depresi dan bunuh diri." Irma memberi pengertian pada sang anak.
"Mi. Apa yang dia tanam itu yang akan dia tuai. Sekarang Rara panen karena telah menyakiti mami. Harusnya mami buka suara ke media tentang perselingkuhan mereka. Kenapa mami ga mau layani wawancara media?"
Irma tersenyum menatap Tita. Ia menuntun Tita duduk. Ia membelai wajah Tita penuh kasih sayang.
"Dek. Kita ga perlu membalas kejahatan dengan kejahatan. Semua yang terjadi dalam hidup kita sudah ditakdirkan Allah. Itu bentuk kasih sayang Allah sama kita. Bagaimana sikap kita ketika menghadapi cobaan dari Allah. Jika kita dizalimi orang kita ga perlu membalas melakukan kejahatan yang sama. Allah sudah menjanjikannya dalam alquran. Kita akan dapat balasan sesuai dengan perbuatan kita. Jika kita berbuat baik maka balasannya akan baik. Jika kita berbuat buruk maka balasannya akan buruk pula. Kalo kita dikasih cobaan ya harus sabar. Jadikan cobaan ini sebagai intropeksi bagi diri kita untuk bertobat dan mendekatkan diri sama Allah.
Mami disini memilih untuk memaafkan perbuatan papi dan Rara. Memaafkan disini bukan berarti mami ga mau bercerai sama papi. Mami akan tetap minta cerai dan mami enggak mau disakiti lagi. Allah menyiapkan pahala yang besar bagi hamba yang memaafkan kesalahan orang lain. Biarlah penderitaan mami dibalas pahala sama Allah. Soal mau balas dendam sama Rara ga perlu juga, tanpa mami ikut campur dia sudah dibalas masyarakat Indonesia. Tuhan akan membalas kezaliman seseorang dengan caranya sendiri. Yang penting ikhlas dan bersabar."
Tita terharu mendengar perkataan Irma. Ia langsung memeluk Irma haru. Jika ia yang ada di posisi Irma mungkin akan menggunakan kesempatan ini untuk membalaskan sakit hatinya. Terbuat dari apa hati sang mami bisa ikhlas dan sabar setelah semua yang terjadi. Suami selingkuh, dilabrak selingkuhan, dipukul selingkuhan dan suami. Jika itu terjadi pada Tita, ia tak akan pernah ia lupa. Mungkin Tita akan mengingat kejadian buruk itu sampai ajal menjemputnya.
"Mami. Adek bangga jadi anak mami. Jika adek di posisi mami belum tentu bisa memaafkan mereka."
"Karena adek masih muda dan darah mudanya sedang bergejolak. Bawaannya emosi dan gampang marah. Nanti pemikiran adek akan matang sesuai waktunya."
"Jadi apa tanggapan mami dengan video Rara?"
"Tanggapan mami, perempuan Indonesia benci sama pelakor. Mereka turut merasakan sakit hati jika ada seorang wanita merusak rumah tangga orang lain. Cap pelakor akan melekat seumur hidup. Contoh ga jauh-jauh dek. Artis yang rebut suami sesama artis. Walau dia udah hijrah dan berubah lebih baik, sekali pelakor tetap aja pelakor. Apa pun kebaikan dia ga pernah diliat orang. Yang terlihat sama masyarakat perbuatan jeleknya saja. Seribu kebaikan akan dikalahkan satu keburukan. Hal buruk lebih diingat masyarakat dari pada hal baik. Itu harus kamu ingat seumur hidup dek."
"Baik mi. Aku akan selalu ingat nasehat mami. Aku mau tanya mi. Mau diapakan harta karun milik papi sama kak Tatjana?"
"Katanya mau diserahkan pada negara dek. Mami kurang tahu gimana ceritanya. Biarlah kakak kamu mengurus. Yang penting kita ga sentuh harta haram itu. Mami aja ga nyangka kakak kamu sehebat itu. Jadi seorang CEO games terkenal. Selama ini kalian tumbuh dalam tekanan papi. Mau sekolah dimana, kerja apa papi kalian telah menentukan. Kakak kamu berani berontak dan pergi dari rumah membangun impiannya. Sekarang dia dan Dion sudah sukses dengan perusahaan mereka. Mereka turut membuka lapangan kerja untuk masyarakat. Mereka sukses berkat kerja keras mereka. Semoga mereka berdua segera menikah."
"Mami bangga sama kak Tatjana?"
"Tentu mami bangga dek."
"Mami ingin aku jadi apa? Biar bisa bikin mami bangga juga?" Tita tak mau kalah. Ia ingin membuat maminya bangga.
"Kamu mau jadi apa itu pilihan kamu dek. Selagi pilihan kamu ga salah mami selalu dukung kamu. Kerjakan suatu hal karena kamu menyukai bukan karena terpaksa. Kebahagiaan kamu lebih penting dek." Irma mencubit pipi Tita gemes.