Karsa

Ananda Galih Katresna
Chapter #7

Dancing Queen : Petiklah Hari Ini

Tiara melihat Andhika yang baru saja keluar dari Ruang Guru dengan wajah kesal dan ekspresi penuh ketegangan. Pertanyaan langsung muncul dalam pikirannya, apakah mungkin Andhika mendapat nilai jelek lagi? Mengingat wajahnya yang nampak kesal dan tertekan, Tiara merasa begitu cemas. Namun, pikirannya langsung menepis asumsi itu. Ia tahu betul bahwa Andhika sudah berusaha sangat keras, bahkan dirinya sendiri menyaksikan perkembangan Andhika yang semakin terlihat jelas. Beberapa kali saat tes dari Damar, Andhika bahkan bisa mengerjakan soal-soal lebih cepat darinya, dan dengan jawaban yang sempurna. Tiara berjalan mendekati Andhika yang tampak berjalan cepat menuju lorong.

"Kok muka lo kusut gitu?" ujar Tiara sambil menghadang langkah Andhika, matanya tajam memandang wajah sahabatnya yang tampaknya sedang dilanda kebingungan dan kekecewaan.

Tiara membentangkan tangannya, menghalangi laju Andhika. Mereka saling bertatap mata, namun tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Andhika. Setelah beberapa detik terdiam, Andhika akhirnya berbelok arah dan mencoba menghindari hadangan Tiara. Dengan cepat, Tiara menghalangi kembali jalan Andhika.

"Pasti ada yang nggak beres. Gue mau tau apa yang bikin lo kaya gini?" Tiara akhirnya meraih kedua lengan Andhika, mencegahnya melangkah lebih jauh.

Andhika menatap Tiara dengan mata yang penuh amarah yang tersembunyi. Dengan suara yang sedikit tertahan, ia menjawab, "Sore ini di Sanggar." Kemudian ia berbalik dan melangkah pergi tanpa menunggu respons lebih lanjut.

Tiara terdiam sejenak, heran pada sikap Andhika yang sebelumnya selalu bersemangat dan optimis. Namun, kali ini dia terlihat sangat berbeda. Tiara yakin pasti ada sesuatu yang besar terjadi yang membuat Andhika terguncang sedemikian rupa, tetapi apa itu? Ia terus merenung, namun tak satu pun kesimpulan yang jelas muncul di pikirannya.

Mata Tiara beralih ke arah Damar yang baru saja keluar dari Ruang Guru. Dengan cepat, ia berlari mengejar langkah Damar, berharap ada sesuatu yang bisa menjawab kebingungannya tentang sikap Andhika.

"Pak! Pak Damar!" Tiara memanggil dengan nafas yang terengah-engah. "Itu... Andhika kenapa, Pak?" ia menahan Damar dengan tangan yang sedikit gemetar.

Damar menoleh ke arah Tiara, lalu menjawab singkat, "Kita bicarakan sore ini di Sanggar," sambil terus berjalan, seolah terburu-buru.

Keheranan Tiara semakin memuncak. Mengapa guru dan sahabatnya seolah memiliki pikiran yang sama, dan mengapa keduanya seperti menyembunyikan sesuatu darinya? Rasa penasarannya semakin tidak bisa tertahankan, ia ingin jawaban secepatnya. Tiara memutuskan untuk pergi ke Sanggar lebih dulu dan menunggu di sana.

Lorong-lorong kelas dilaluinya dengan langkah cepat, pikirannya masih dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Tanpa sadar, ia sudah berada di depan pintu Sanggar. Ia memasukkan kunci dan masuk, lalu menunggu dengan kebingungan yang semakin menjadi.

"Masih siang udah overthink gini. Rileks, Tiara, rileks," ucapnya pada dirinya sendiri, mencoba menenangkan pikirannya.

Tiara merogoh ponsel dari tasnya dan menyambungkannya ke pengeras suara yang ada di Sanggar. Alunan lagu Gotta Go Home dari Boney M mulai mengisi keheningan di ruangan itu. Lagu disko klasik dari era 70-an dan 80-an selalu menjadi favoritnya, dan hari ini Tiara merasa butuh suasana yang sedikit lebih ceria. Tanpa sadar, tubuhnya mulai bergerak mengikuti irama lagu. Gerakannya semakin luwes saat ia melihat dirinya di cermin, terhanyut dalam irama musik, melupakan segala hal yang membebani pikirannya. Wajahnya berubah seiring dengan gerakan tubuhnya, mencerminkan emosi yang ingin ia ungkapkan melalui tariannya.

Namun, saat Tiara sedang terhanyut dalam irama lagu, tanpa disadari, Andhika dan Damar sudah berdiri di depan pintu Sanggar, memperhatikannya dengan diam. Tiara terkejut saat melihat keduanya dari pantulan cermin dan dengan cepat menghentikan tariannya. Damar dan Andhika, serentak, mulai bertepuk tangan memberi apresiasi pada penampilannya.

"Sejak kapan kalian disana?" Tiara bertanya dengan tergesa-gesa sambil buru-buru mematikan lagu dan berusaha menutupi rasa malunya.

"Lima menit. Mungkin." Jawab Andhika sambil melirik jam tangannya.

"Udah lama dong? Kok nggak kedengeran suara pintu ngebuka?" Tiara bertanya dengan nada sedikit ketus, meski ia sebenarnya merasa malu.

"Pintunya nggak ditutup." Damar menjawab santai sambil berjalan masuk ke dalam Sanggar dan duduk di sofa yang ada di ujung ruangan.

Ruangan kembali sunyi sejenak. Tiara hanya bisa diam menunggu. Ia berharap salah satu dari mereka akan membuka pembicaraan tentang apa yang terjadi tadi siang. Namun, tak sepatah kata pun keluar dari mulut Damar maupun Andhika. Keduanya hanya duduk dengan wajah yang penuh pemikiran.

"Ga ada yang mau cerita soal yang tadi siang?" Tiara akhirnya memecah keheningan dengan suara yang agak tegang.

Lihat selengkapnya