Blurb
enja hari setelah mandi, shalat, dan mengerjakan tugas rutin, menyiapkan makan malam bersama Mbok Lawiyah, menimang si kecil Hadikusumo hingga tertidur, Ngasirah memasuki kamarnya. Dia ingin menulis syair. Kebetulan Kartini menyusul. Ngasirah langsung memintanya untuk membawakan kertas dan dawat dari ruang perpustakaan Raden Sosroningrat. Sigap, Kartini segera berlalu.
"Mau nulis syair lagi, Yu?" tanya Kartini menggoda.
Sekarang Kartini sudah memanggilnya Yu, setelah tekanan demi tekanan atas nama melaksanakan aturan yang bertubi-tubi menggempurnya untuk menerima kenyataan. Ngasirah pun akhirnya dipanggil dengan sebutan Yu, yang harusnya panggilan untuk pembantu. Jadi posisinya disamakan dengan pembantu. Hanya Mbok Lawiyah dan Pak Atmo yang tetap memanggilnya Ndoro, karena mereka berdua bukan termasuk keluarga bangsawan.