Ada masa-masa saat hati begitu lelah menjalani putaran kehidupan yang begitu cepat. Saat kesibukan berlalu lalang. Saat gesekan tak dapat dihindari. Saat sensitivitas hati mulai tergerus. Naluri cenderung mencari ketenangan.
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).
Kemarilah pada pemberhentian sementara itu, yang di dalamnya tersedia taman-taman surga. Tempat-tempat yang hari ini kita kenal sebagai majelis, halaqah, dan sebutan lainnya. Tempat kita mendengar nasihat yang tulus, tentang kabar gembira dan peringatan. Agar kita mengerti, ada kehidupan setelah hidup yang hari ini kita lakoni.
Laju hidup ibarat suatu lomba balap. Semua kendaraan berlomba menjadi yang tercepat. Kendaraan dipacu kencang, bergesekan di tikungan, dan tak jarang benturan tak dapat dihindari.