Di antara riuhnya isi kepala dan sesaknya dada, kita perlu duduk sejenak. Menikmati waktu sendiri, menepi sebentar tanpa riuhnya urusan manusia. Menata kembali hati yang dikecewakan sembari menghela nafas panjang, entah karena ekspektasi diri atau perlakuan orang lain yang kurang menyenangkan hati.
Mulailah dengan melangitkan ribuan syukur atas orang-orang baik yang hadir menemani perjalanan hidup, pengalaman berharga, atau bahkan hal buruk yang menghampiri kehidupan kita. Oleh karena sejatinya, selalu ada hikmah di setiap kejadian.
Kita akui, kita lelah karena banyaknya amanah. Seringkali tanpa sadar, hanya keluh yang terucap. Kita terjatuh dalam kelalaian dan menyalahkan apapun di sekitar, menyalahkan diri sendiri, berlari dan menghindar.
Ingatlah, Allah selalu menunggu kita menengadahkan tangan. Untuk memohon ampunan, meminta bantuan, dan mengakui kerendahan serta ketidaktahuan kita atas segala hal. Maka sehina apapun kita, sebesar apapun kelalaian kita pada-Nya, Allah yang akan selalu menyambut hamba-Nya dengan cinta, kelembutan, dan kasih sayang.