“Heh kalahka ngalamun!” Tegur Nenek yang melihat cucunya sedari tadi melamun. Mila yang baru sadar dari nostalgia mengenai janji kepada Bayu dan bagaimana awal mula terbentuk detektif "MIYU", mencoba tersenyum kemudian mendekat ke posisi duduk Nenek yang sekarang sedang mengulek Opak Bakar yang dicampur nasi. Ulekan Neneknya itu seperti menghipnotis Mila untuk kembali teringat tentang kasus baru yang coba ia pikirkan solusinya dari tadi.
Kasus yang menurut Mila terjadi karena sebuah kesalahan Mila dan Bayu yang tidak sengaja menabrak Teh Melati dua hari lalu dan memecahkan Guci Keramik barunya saat mengejar Maling Ayam. Teh di sini bukan sebuah minuman melainkan nama panggilan untuk “Kak/Kakak” bagi kebanyakan orang Sunda saat memanggil perempuan yang lebih tua seperti Kakak perempuan.
Kasus maling di lingkungannya akhir-akhir ini memang meningkat. Membuat lingkungan Mila sebagai lingkungan dengan kasus maling terbanyak yang membuat Pak RW sesekali mendapat sindiran ketika sedang berkumpul dengan RW lain untuk mempererat hubungan antar lingkungan. Beberapa maling yang berhasil tertangkap selalu memberikan alasan bahwa mereka melakukan itu karena tidak tahu harus mencari uang dari mana lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup setelah kehilangan pekerjaannya akibat krisis moneter yang sedang terjadi.
Sudah di cap sebagai lingkungan terburuk karena mempunyai kasus maling terbanyak daripada daerah lainnya membuat Pak RW merasa khawatir kinerjanya akan dikenang sebagai pemimpin paling buruk sepanjang masa. Hansip yang ditugaskan untuk menjaga keamanan pun selalu berhasil terkelabui dan akhirnya gagal menangkapnya. Jadi sebagai salah satu upaya untuk mengatasinya, Pak RW memutuskan menyewa jasa Mila dan Bayu untuk membantu menangkap pelaku Maling Ayam yang sudah mendapat banyak keluhan warga itu.
Keputusan meminta bantuan ‘Detektif MIYU’ itu dilakukan karena Pak RW sudah mendengar testimoni dari beberapa warga yang terbantu menemukan barang hilang atau sekedar menebak orang mana yang berbohong atau tidak. Membuktikan bahwa kinerja Mila dan Bayu sangatlah bagus dan bisa diandalkan. Walaupun Pak RW sendiri merasa malu harus meminta tolong kepada anak berusia lima belas tahun yang rasanya masih bau kencur.
“Tenang aja, Pak! Mila sama Bayu bakal menangkap maling ayam itu segera. Makasih sudah mempercayakan jasa kami! Mila sama Bayu gak akan ngecewain Bapak.” Ucap Mila kepada Pak RW yang merasa bangga karena telah dipercaya.
Kedua detektif itu mulai melakukan penyelidikan secara diam-diam. Dengan memantau orang tak di kenal atau dikenal sambil bermain lompat tali dan juga melakukan interogasi dengan menanyai para korban.
"Basa eta teh si Udin dikurungan di luar. Ditinggalkeun sakedap, tos teu aya!" Kata Ibu Entin yang kediamannya berada dekat jalan raya dan bilang ia menyimpan ayamnya, Udin, di halaman rumah dan pergi meninggalkan ayamnya sebentar namun ketika kembali ayam miliknya sudah tidak ada.