KASUS 831

Novi Assyadiyah
Chapter #6

KESALAHPAHAMAN YANG TIDAK ADA HABISNYA

Suasana di belakang rumah tak berpenghuni itu semakin tak terkendali. Para warga khususnya para lelaki terus memaki Kang Andre dengan mengatakan orang yang tidak memiliki tanggung jawab. Tatapan kekaguman yang sebelumnya Mila, Bayu, dan Gugun lihat pada gadis-gadis yang berusaha mengejar Kang Andre sudah hilang berganti menjadi tatapan kekecewaan.

"Saya tidak berbuat apapun kepadanya! Apa yang dia katakan adalah kebohongan." Ucap Kang Andre membela dirinya sendiri tapi pembelaannya itu tidak langsung dipercaya oleh warga yang sudah dipenuhi oleh amarah kepada Kang Andre. 

"Kalau ngaku penjara penuh!" Ucap salah satu warga diikuti suara sorakan warga lainnya yang membuat Gugun tidak mengira orang yang sebelumnya menasihati untuk menyudahi kesedihannya adalah orang yang tidak baik. 

"Sudah-sudah jangan ribut dulu! Jangan berspekulasi dan main hakim sendiri!"Kata Pak RW yang mencoba meredam keributan warga akibat omongan yang ambigu dari gadis berkacamata itu. 

"Tuh kan, Mil. Kang Andre bukan orang baik. Jangan-jangan kaki yang aku lihat di rumahnya itu beneran orang yang diculik Kang Andre…" bisik Bayu kepada Mila karena teringat kejadian yang ia lihat dulu dan kecurigaan mengenainya setelah mendengar Kang Andre tidak mau bertanggung jawab. 

"Sssttt, Bay! Diem dulu." Mila langsung meminta Bayu untuk diam karena takut terdengar oleh orang lain dan dikhawatirkan akan menjadi spekulasi yang tak berdasar lagi. Namun sudah terlambat karena Gugun dan dua warga mendengar ucapan Bayu.

Gugun hanya bereaksi seperti orang yang tidak peduli padahal dalam benaknya ia bertanya-tanya apa maksud perkataan Bayu sedangkan dua warga yang mendengar tadi seperti bom waktu. Bom waktu yang langsung meledak dengan membesar-besarkan apa yang tadi Bayu katakan. Keduanya merasa harus membela Teh Yuni karena seorang gadis yang telah dirugikan. 

"Jadi orang tuh ya yang benar! Jangan-jangan waktu kerja di Jakarta tuh ya dapatnya hasil uang haram. Kalau kedua orang tuamu masih ada pasti udah malu liat kelakuan anaknya begini." Ucap salah satu warga yang membuat Gugun merasa bahwa perkataannya sudah keterlaluan. Membawa orang yang sudah tiada tidak Gugun benarkan karena dirinya juga tidak suka jika ada yang kembali mengungkit Kak Haidar yang sudah tiada atas kesedihan yang dirasakannya.

"Kedua orang tua saya gak ada hubungannya sama ini. Apa yang saya katakan jujur dan apa yang mereka lakukan adalah kebohongan!"

Mama Rosa yang dari tadi Gugun perhatikan selain Kang Andre menjauh dari kerumunan. Dengan cepat Gugun juga langsung melihat Kang Andre yang terlihat sedih sambil menatap kepergian Mama Rosa yang sepertinya tidak memedulikannya lagi. 

Di sisi lain, Mila merasa apa yang dikatakan Kang Andre bukanlah sebuah kebohongan. Ada aroma mencurigakan yang membuat Mila yakin adanya suatu manipulasi dalam kejadian ini. Mila membela Kang Andre bukan karena ia adalah laki-laki yang disukai Teh Melati atau rasa bersalah karena dulu telah menuduhnya, tapi karena Kang Andre sendiri yang mengatakan bukan dialah pelakunya. Seperti apa yang ia lakukan dulu ketika Mila dan Bayu menuduhnya sebagai 'Maling Ayam', Kang Andre langsung berusaha membuktikannya bahwa ia memang tidak bersalah.

Mila pun berusaha mencari suatu petunjuk yang bisa membuktikan bahwa firasatnya tidaklah salah. Sekecil apapun petunjuk itu menurut Mila akan membantu menyelesaikan masalah ini. Mila mencoba mempertajam penglihatannya dan ketika matanya tertuju kepada Teh Yuni yang masih pingsan, Mila menemukan sesuatu yang aneh. Jari telunjuk Teh Yuni terlihat bergerak. 

Lihat selengkapnya